Oleh: Andryanto S |
Kalangan pengusaha logistik menilai program tol laut belum berdampak signifikan karena pemanfaatannya tergolong rendah.
Indonesiainside.id, Jakarta – Sejumlah kalangan pengusaha industri logistik menilai program tol laut pemerintah belum berdampak signifikan karena pemanfaatannya tergolong rendah. Dari pengamatan kalangan industri logistik, tol laut hanya dimanfaatkan sekitar 2%-5%.
Alasannya, tol laut yang disubsidi oleh pemerintah tak beroperasi tiap hari. Selain itu, jadwal tol laut juga cenderung terbatas.
Karena itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, 90% pengiriman barang masih dilakukan melalui jalur darat. “Sedangkan jalur laut sekitar 10%. Dari 10%, hanya 2% yang lewat tol laut yang disubsidi. Jadi dampaknya memang tidak signifikan,” ujar Zaldy di Jakarta, Selasa (26/2).
Menurut dia, tol laut yang disubsidi oleh pemerintah tidak beroperasi tiap hari. Karena itu, pengusaha logistik terpaksa menggunakan jalur laut komersial jika tol laut bersubsidi sedang tidak beroperasi. “Kalau tidak lewat tol laut yang disubsidi, ya lewat jalur laut komersial dengan harga biasa,” jelas Zaldy.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan jumlah anggotanya yang memanfaatkan pengiriman barang menggunakan tol laut tidak sampai 5%. “Karena begini, jadwal tol laut juga kan terbatas. Lalu anggota saya atau perusahaan juga banyak ada ekspor dan pengiriman dalam negeri, jadi banyak juga opsi lain kan ada darat dan udara,” ujar Yukki. Menurut dia, total anggota di ALFI sebanyak 3.412 perusahaan.
Lagipula, pemerintah hanya memberikan subsidi untuk tarif pengangkutan menggunakan kapal. Sementara, perusahaan logistik juga harus membayar truk hingga gudang untuk kebutuhan pengiriman dan menyimpan barang. (*/Dry)