Oleh: Andryanto S |
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membidik kenaikan penerimaan negara dari pajak penjualan barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor yang diubah menggunakan skema baru.
Indonesiainside.id, Jakarta – Kemenkeu telah melakukan simulasi perhitungan penerimaan negara dari PPnBM kendaraan bermotor dengan skema baru. Hasilnya, dengan menggunakan data realisasi penjualan kendaraan bermotor pada 2016, raihan PPnBM dari kebijakan baru bisa mencapai Rp24,5 triliun, lebih tinggi 33% dari realisasi Rp18,41 triliun.
“Apabila melakukan skema kebijakan yang baru, maka penerimaan negara kita dari pajak PPnBM ini akan lebih tinggi dibanding dengan peraturan yang lama,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menghadiri rapat konsultasi dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Senin (11/3).
Jika menggunakan data realisasi penjualan kendaraan bermotor pada 2017, hasil simulasi Kemenkeu memperlihatkan penerimaan negara dari PPnBM sebesar Rp23,16 triliun, lebih tinggi 47,2% di atas realisasi Rp15,73 triliun.
Selain itu, kebijakan baru PPnBM kendaraan bermotor juga akan mendorong produksi mobil, khususnya jenis sedan. Pasalnya, di aturan baru, tidak ada lagi dikotomi sedan dan non sedan dalam penentuan perhitungan tarifnya.
Kemenkeu memperkirakan jika proyeksi penjualan kendaraan bermotor sesuai target Kementerian Perindustrian, pada 2021 mendatang, negara akan meraup PPnBM kendaraan bermotor sebesar Rp29,5 triliun dari penjualan 1,33 juta unit dan 2022 sebesar Rp32,3 triliun dari penjualan 1,41 juta unit.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan wholesales (penjualan dari pabrik ke dealer) seluruh merek mobil sepanjang 2018 mencapai 1.151.291 unit. Merek terlaris, Toyota, tetap menjadi nomor satu dengan perolehan 352.161 unit. Merek terlaris kedua yaitu Daihatsu (202.738 unit), diikuti Honda (162.170 unit), Mitsubishi Motors (142.861 unit), dan Suzuki (118.014 unit).
Untuk 2019, Gaikindo memprediksi penjualan mobil nasional diprediksi stagnan 1,1 juta unit. Menurut Ketua Gaikindo Jongkie D. Sugiharto ketetapan target baru tersebut sudah mengikuti prediksi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi nasional 2019 berdasarkan prediksi Kementerian Bidang Perekonomian mencapai 5,3%-5,4%.
Gaikindo menilai tren otomotif ini tak akan jauh berbeda dari lalu. Konsumen masih mencari mobil-mobil baru harga di bawah Rp200 juta. (*/Dry)