Oleh Andryanto S
Indonesiainside.id, Jakarta — Pengamat sektor kelautan dan perikanan Abdul Halim menyoroti efektivitas Program Tol Laut. Sebab, tanpa sosialisasi yang memadai terkait manfaat tol tersebut, partisipasi masyarakat dalam program itu dinilai belum optimal.
“Masyarakat juga belum mengerti apa keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan program Tol Laut,” kata Abdul Halim di Jakarta, Kamis (20/6).
Menurut Abdul Halim, semestinya pemerintah berupaya meningkatkan sosialisasi informasi agar ke depannya partisipasi dari masyarakat dalam program Tol Laut ikut meningkat. Dengan demikian, maka Abdul Halim yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan itu menilai partisipasi masyarakat juga akan bakal melesatkan efektivitas konsep dan pelaksanaan program Tol Laut.
Terkait efektivitas Tol Laut, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis dalam Raker Komisi V dengan Kemenhub di Jakarta, Selasa (18/6), mengatakan komisi yang dipimpinnya akan melakukan kunjungan kerja spesifik untuk memastikan apakah program Tol Laut telah berjalan dengan efektif.
Fary menyebutkan bahwa untuk menentukan persetujuan terkait dengan alokasi besaran subsidi di sejumlah program Tol Laut, maka pihaknya akan melakukan pendalaman terlebih dahulu antara lain dengan melalui kunjungan kerja tersebut.
Sebelumnya, sejumlah pihak mempertanyakan efektivitas program Tol Laut sehingga perlu untuk terus dikembangkan hingga berperan dalam memenuhi stok barang dan menjaga stabilitas harga, tidak sebatas pengoperasian kapal.
Sedangkan Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni (Persero) Harry Boediarto mengatakan pelaksanaan tol laut harus mendapatkan dukungan semua pihak karena pelaksanaannya di lapangan terus berkembang dari awalnya dua rute sejak diluncurkan pada 4 November 2015 menjadi 19 rute pada 2019.
“Tol Laut juga tidak hanya mengoperasikan kapal kargo untuk angkutan bahan pokok dan barang penting saja, namun Tol Laut juga mengoperasikan enam kapal ternak,” katanya seperti dikutip Antara.
Setelah ada kapal khusus angkutan ternak, cara memuat sapi ke kapal cukup mudah, yakni truk tinggal menempel ke kapal, sapi tinggal digiring, diarahkan ke kamar-kamar di kapal. Demikian pula ketika membongkar muatan sapi, cukup digiring menuju truk yang sudah siap di sisi kapal.
“Kapal ternak juga dilengkapi dokter hewan serta kledeng atau pengurus ternak selama pelayaran, sehingga kesehatan hewan sangat terjaga dan dapat mengurangi susut bobot sapi hidup dari 22 persen menjadi lima persen saja. Ini tentu menguntungkan peternak dan juga pedagang,” katanya.(*/Dry)