Oleh: Ahmad ZR
Indonesiainside.id, Jakarta – Wakaf menyediakan berbagai jasa sosial yang penting bagi masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan, tanpa membebani anggaran pemerintah sedikit pun. Sistem wakaf penting dalam perekonomian agar secara masif menurunkan beban pengeluaran pemerintah, sehingga akan menurunkan tekanan defisit anggaran.
“Saya membayangkan APBN kita terus surplus karena belanja terkait pendidikan, kesehatan dan lain-lain ini sudah tercover oleh wakaf,” kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Banu Widodo dalam sebuah seminar di UI, Depok, Senin (16/9).
Banu menjelaskan, jika efektif, hal ini akan menurunkan kebutuhan pemerintah untuk berutang, sehingga akan mematahkan crowding-out effect. Ini juga dapat menurunkan tingkat suku bunga yang merupakan penghambat utama investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi.
“Nah, dengan mendorong penyediaan jasa sosial, wakaf telah berperan dalam membuat pemerataan pendapatan dalam perekonomian,” katanya.
Dia mengatakan wakaf juga menghapus masalah rendahnya penyediaan barang barang publik. Menurutnya, barang publik yang bersifat non rivalries and non excludable memunculkan masalah free-rider, sehingga akan selalu memunculkan masalah under supply of public goods.
“Melalui pengelolaan Wakaf, hal ini tidak terjadi, bahkan yang akan terjadi justru excess supply of public goods,” tuturnya
Ia mengakui, jetika wakaf tersebar dalam perekonomian, wakaf mampu menyerap lapangan kerja secara luas. Berbagai jasa sosial yang disediakan wakaf, seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Begitu juga dengan unit-unit usaha dari aset wakaf yang digunakan untuk menopang operasionaIisasi aset wakaf, mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar seperti petani, usaha kecil dan menengah, pedagang dan jasa-jasa,” ujar Banu. (Aza)