Oleh: Suandri Ansah
Indonesiainside.id, Jakarta — Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencanangkan Gerakan Nasional Kedaulatan Pangan (GNKP). Pencanangan turut dihadiri Ketua MUI sekaligus Wapres terpilih 2019-2024, KH Ma’ruf Amin.
Direktur Pinbas MUI, Azrul Tanjung mengatakan, gerakakan ini lahir karena perihatin melihat defisit neraca perdagangan semester pertama tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli lalu melaporkan, neraca dagang Indonesia pada semester I 2019 defisit US$ 1,93 miliar.
Ekspor sepanjang Januari hingga Juni 2019 hanya sebanyak 14,9 ribu ton, senilai Rp171 miliar. Sedangkan nilai impor tanaman pangan dari Januari hingga Juni 2019 hanya sebanyak 8 juta ton senilai Rp 35,5 triliun.
“Jika dihitung secara matematis, nilai ekspor kita tidak ada 1% dari nilai import kita. Kebutuhan pangan kita, hampir 100% masih dicukupi oleh komoditi pangan negara lain,” ujar Azrul di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).
Dia mengungkapkan, dalam wacana Arus Baru Ekonomi Indonesia yang diusung Ketua MUI, pertumbuhan ekonomi tidak hanya sekedar mencapai kesetaraan. Tapi juga keadilan untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan.
“Supaya memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup yang adil. Tentunya, Equity akan tercapai ketika ada kebijakan melalui redistribusi, hibah, subsidi, kemitraan, dan proses fasilitasi dalam gerakan nasional kedaulatan pangan ini,” imbuhnya.
Neraca dagang sempat surplus US$200 juta pada Juni 2019, sehinga neraca dagang pada semester I 2019 mengecil dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2019 sebesar US$2,14 miliar.
Walau demikian, BPS mencatat defisit neraca perdagangan semester I 2019 menjadi yang terparah selama empat tahun terakhir. Semester I 2015 neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 7,67 miliar.
Kemudian semester I 2016 neraca dagang juga surplus US$9,53 miliar serta semester I 2017 dengan realisasi surplus mencapai US$ 11,84 miliar. Sementara, pada semester I tahun 2018 defisit US$1,02 miliar. Neraca dagang pada semester I tahun ini masih dibebani oleh defisit migas yang mencapai US$4,7 miliar. (*/Dry)