Oleh: Suandri Ansah
Indonesiainside.id, Jakarta – Nilai ekonomi transportasi online di Asia Tenggara (ASEAN) ngebut, hampir menyentuh USD13 miliar pada 2019. Angka ini tumbuh lebih dari empat kali lipat dari USD3 miliar pada 2015.
Potensi 2025 sektor ini melebihi USD40 miliar, naik dari USD29 miliar yang diprediksi sebelumnya. Potensi ini ditopan dari sektor Pengiriman Makanan yang sedang ngetren.
Empat tahun lalu, perusahaan transportasi online hanya bergerak pada jasa trasnportasi alternatif. Tetapi bisnis berubah cepat. Sektor ini juga merambah berbagai pelayanan; pengiriman makanan, keuangan digital, jasa pengantaran, dan sebagainya.
Riset Google, Temasek dan Bain & Company yang bertajuk e-Conomy SEA 2019 mencatat, industri Ride Hailing (transportasi online) di Asia Tenggara dipimpin oleh dua pemain, Grab dan Gojek. Grab satu-satunya pemain transportasi online yang beroperasi di enam negara Asia Tenggara.
Gojek, Indonesian Ride Hailing Unicorn, paling aktif di Indonesia dengan lebih dari 18 layanan termasuk Transportasi Online, Pengiriman Makanan, layanan keuangan dan gaya hidup.
Pada tahun 2018, mulai berkembang secara regional, memasuki Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan rencana untuk meluncurkan di Malaysia dan Filipina.
Pemain lain seperti FastGo dari Vietnam dan Micab buatan anak bangsa Filipina mulai coba peruntungan di kawasan. Baik Grab dan Gojek juga merupakan pemimpin dalam Pengiriman Makanan Online, yang telah dengan cepat menjadi pendorong utama pertumbuhan dan profitabilitas mereka.
“Mereka bersaing dengan pemain khusus seperti Foodpanda dan Deliveroo, yang telah memantapkan kehadiran mereka di negara-negara Asia Tenggara selama beberapa tahun,” tulis riset itu dikutip Sabtu (5/10). (*/Dry)