Indonesiainside.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan cara mengatasi defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berbayar di Indonesia. Caranya ialah dengan mengoptimalkan industri hilirisasi.
“Apabila sekarang kita membangun industri hilirisasi di Indonesia. Saya yakin dalam waktu tiga tahun defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berbayar yang sudah berpuluh-puluh tahun akan hilang,” ujar Presiden Jokowi saat acara Indonesian Mining Awards, di Jakarta pada Senin (20/11).
Menurut Jokowi, memang selama ini pertambangan memberikan pendapatan yang besar bagi Indonesia. Namun, dia menambahkan pendapatan itu datang karena kegiatan ekspor komoditas tambang serta mineral. Dan itu tidak memperbaiki kondisi defisit yang terjadi selama ini.
“Kalau hasil tambang kita bisa diolah hingga barang setengah jadi atau bahkan barang jadi, otomatis akan bernilai tambah. Oleh karena itu saya mengajak pengusaha tambang dan mineral untuk membangun industri hilirisasi ini,” ujar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan kalau industri hilirisasi tumbuh, Indonesia tidak akan tergantung pada mata uang asing lagi. Oleh karena, defisit neraca perdagangan yang sudah tumbuh karena industri hilirisasi, nanti.
Jokowi tidak hanya mengajak untuk melakukan hilirisasi di komoditas nikel tapi juga komoditas bauksit, cooper dan batubara. “Saya tidak menyangka bahwa batubara bisa dijadikan bahan DME untuk gas LPG. Kalau begitu hilirisasi batubara harus bisa dilaksanakan untuk mengurangi impor petrokimia sebagai bahan pembuat isi gas LPG,” tambah Jokowi.
Saat Jokowi menanyakan kepada para pengusaha mineral dan tambang di acara Indonesian Mining Awards tentang kesiapan membangun hilirisasi, para pengusaha hanya menjawab dengan pelan Jokowi pun mengatakan berarti belum siap. “Kalau begitu nanti dibacarakan di istana,” ujar Jokowi ke seluruh pengusaha tambang dan mineral, yang hadir di acara tersebut. (PS)