Indonesiainside.id, Jakarta — Peneliti muda ekonomi syariah Gunadarma, Muhamad Rizky Rizaldy mengatakan bahwa universitas-universitas di Inggris aktif mendalami konsep ekonomi syariah. Salah satunya Durham University yang memiliki pusat studi ekonomi dan keuangan syariah sejak 25 tahun lalu.
Keuangan syariah juga merupakan fokus studi Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS) yang didirikan pada tahun 1985. Terdapat lebih dari 70 institut dan universitas Inggris yang menawarkan program kualifikasi dalam keuangan syariah.
“Keuangan Syariah juga memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Inggris,” ujarnya kepada Indonesiainside.id.
Dia mengungkapkan, gedung tertinggi di Uni Eropa, The Shard, yang berlokasi di London dibangun pada tahun 2009 itu menggunakan skema perbiayaan syariah. Proyek lainnya adalah Battersea Power Station, London Gateway, Olympic Village and dan pengembangan Chelsea Barracks.
“Lebih dari 6.500 hunian di Inggris bagian tengah dan utara juga dibiayai oleh Gatehouse Bank yang merupakan bank Syariah,” kata Aldy sapaan akrabnya.
Dia menambahkan, hingga 2015 sebanyak 57 sukuk terdaftar di London Stock Exchange dengan total nilai US$51 miliar. Pada tahun 2003, David Cameron, Perdana Menteri Inggris kala itu, juga mencanangkan agenda untuk menjadikan London sebagai “ibu kota” keuangan syariah global.
Walaupun bukan berasal dari negara muslim, kata dia, Inggris merupakan negara termaju dalam penerapan Ekonomi Syariah. Tidak ada satupun sektor yang bisa menghindari krisis global, akan tetapi keuangan syariah menunjukkan ketahanan yang sangat luar biasa.
“Hal ini memicu ketertarikan negara barat lainnya terhadap konsep ekonomi Islam. Seperti Perancis, Jerman dan Italia yang ada akhirnya juga mengadopai sistem ini,” tuturnya. (*/ Dry)