Indonesiainside.id, Jakarta — Wakaf merupakan potensi umat Islam yang begitu besar dan strategis. Karenanya, dibutuhkan edukasi massif dan berkesinambungan agar generasi millenial paham dan tergerak mengamalkan wakaf.
“Wakaf itu dimulai dari anak muda. Jadi masuk ke kampus-kampus karena untuk melahirkan dai-dai wakaf, duta-duta wakaf dari kalangan kampus,” ujar Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI), Iwan Agustiawan Fuad dalam Majelis Reboan DPP Hidayatullah di Jakarta, Rabu (20/11).
Itulah mengapa, jelas Iwan, BWI membuat program Wakaf Go to Campus untuk menjaring anak-anak muda. Iwan memberikan alasan mengapa harus ke kampus alias anak muda untuk mendorong wakaf lebih progressif.
“Faktanya yang bisa menyelesaikan persoalan yang sangat strategis itu anak muda. Abu Jahal itu dikalahkan oleh anak yang usianya 13 – 14 tahun. Kemudian (pembebasan) konstantinopel di Istanbul, Baitul Maqdis juga semua dilakukan oleh anak-anak muda yang powernya cukup tinggi,” imbuhnya.
Iwan mendorong agar kaum Muslimin segera sadar dan menggerakkan ekonomi umat melalui wakaf.
“Karena sejarahnya pada saat peradaban Islam jaya, budaya wakaf ini tercatat sangat tinggi. Di sini kita menghadapi tantangannya sekarang,” tegasnya.
Majelis Reboan adalah forum sharing dan berbagi informasi serta pengalaman perihal ekonomi keumatan. Program ini berlangsung setiap hari Rabu setiap pekan dan langsung dinahkodai oleh Ketua Bidang Ekonomi DPP Hidayatullah Asih Subagyo. (*/Dry)