Indonesiainside.id, Jakarta – Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tak akan anjlok dari 5,3 persen. Bahkan dia merasa pertumbuhan bisa melesat lebih dari itu.
“Saya optimis bisa 5,3 persen. Bahkan kalau omnibus law-nya selesai bisa lebih tinggi 5,3 persen,” ujar dia ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (26/11).
Dia mengungkapkan, omnibus law cipta lapangan kerja dan perpajakan bisa menjadi solusi sapu jagat untuk menghadapi tantangan perekonomian ke depan. Salah satunya sebagai perisai perlambatan ekonomi dan pendongkrak pertumbuhan investasi.
“Dengan investasi yang naik kemudian dengan pengembangan sektor industri berorientasi ekspor maka itu kalau 4,8 persen, kita sudah resesi namanya,” jelas dia.
Angka 4,8 persen yang disebut Iskandar merupakan proyeksi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan. Dia yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tak akan amblas sedalam itu.
Dengan pengalaman kita masa lalu, lanjutnya, bahkan pada saat Lehman Brothers 2008-2009 Indonesia bisa tumbuh sekitar 4,8 persen. Katadata.co.id mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2008 sebesar 6,01%, turun menjadi 4,63% di tahun 2009.
“Apalagi sekarang tidak ada tanda tanda konsumsi melemah, upaya reformasi regulasi supaya sinkron dan sederhana,” tegasnya. (*/Dry)