Indonesiainside.id, Jakarta – Awal mula karier Ciputra bermula dari tahun 1960-an, dengan menggandeng Pemerintah DKI Jakarta, Ciputra membentuk PT Pembangunan Jaya. Proyek pertamanya adalah membangun sebuah pusat belanja modern pertama di Indonesia di atas lahan seluas 15 hektar, yang kemudian dikenal sebagai Proyek Pasar Senen.
Belum selesai membangun proyek Pasar Senen, Ciputra mulai menggagas pembangunan proyek monumental lainnya di bagian utara kota Jakarta, di atas lahan rawa yang tidak produktif seluas 550 hektar, yaitu Taman Impian Jaya Ancol.
Dengan konsep dan gagasan beliau, Ancol berubah menjadi kawasan pariwisata terpadu bertema pantai, yang dilengkapi convention center, perhotelan, pasar seni, wisata belanja, water park, taman rekreasi keluarga dan wisata pantai.
Selanjutnya melalui Grup Jaya juga, Ciputra berkontribusi mengembangkan Kota Satelit Bintaro Jaya yang dimulai pada tahap awal di areal seluas 100 hektar. Kini, Bintaro Jaya telah berubah menjadi kota satelit dengan areal seluas 2.321 hektar yang didalamnya berisi hunian, mal, hotel, pusat kuliner, dan pertokoan.
Berkolaborasi merintis Grup Metropolitan
Sepuluh tahun kemudian di tahun 1970-an, Ciputra bersama teman-teman koleganya mendirikan Grup Metropolitan. Beliau mengembangkan sederet karya monumental di bawah kendali Grup Metropolitan.
Bekerja sama dengan Grup Salim, dikembangkanlah kawasan Pondok Indah yang merupakan hunian prestisius elit seluas lebih 500 hektar di Selatan Kota Jakarta, yang terdiri dari perumahan, mal, hotel, perkantoran, lapangan golf, apartemen, dan rumah sakit. Kini Rumah Sakit Pondok Indah dan Mal Pondok Indah 1 dan 2, merupakan beberapa fasilitas pendukung yang turut dibangun dalam kawasan Pondok Indah ini.
Setelah itu, Grup Metropolitan mengembangkan kompleks perkantoran modern World Trade Center (WTC) di pusat bisnis Kota Jakarta yang terdiri dari 5 tower dari rencana pengembangan 7 tower. Selain itu, beliau juga terlibat mengembangkan kawasan hunian prestisius lainnya di bagian Barat Jakarta, yaitu Puri Indah lengkap dengan RSPI Puri Indah dan Mal Puri Indah Jakarta.
Menggabungkan kekuatan Grup Metropolitan, Grup Jaya, Grup Salim, dan Grup Sinarmas, Ciputra kemudian menggagas pembangunan kota mandiri pertama di Indonesia, yakni Bumi Serpong Damai. Bumi Serpong Damai merupakan sebuah kawasan hunian terpadu di Tangerang Selatan dengan luas sekitar 6.000 hektar terdiri dari hunian, mal, hotel, universitas, perkantoran, kompleks pertokoan, dan lapangan golf.
Di bawah Grup Metropolitan ini pula, Bapak Ciputra memiliki visi untuk melakukan diversifikasi di bidang teknologi dengan mendirikan Metrodata, yakni sebuah perusahaan yang bergerak bidang bisnis teknologi informasi.
Kini, Grup Ciputra juga telah mengembangkan lebih dari 130 proyek yang tersebar di 44 kota di Indonesia. Beberapa proyek monumental dan ikonik yang telah dibangun Ciputra di Indonesia, antara lain CitraGarden City Jakarta, CitraLand Surabaya, CitraRaya City Tangerang, CitraIndah Jonggol, CitraGran Cibubur, Ciputra World Jakarta, Ciputra World Surabaya, CitraLand City Losari Makassar, Hotel dan Mal Ciputra Jakarta, Hotel dan Mal Ciputra Semarang.
Grup Ciputra juga sudah melebarkan sayap bisnisnya ke beberapa negara di Asia yakni Shenyang (China), Jiaxing (China), Hanoi (Vietnam), Kolkata (India) dan Phnom Penh (Kamboja).
Mantan Menteri Perindustrian yang juga pengusaha MS Hidayat menyebut konglomerat Ciputra yang meninggal dunia pada Rabu dini hari sebagai tokoh sekaligus maestro bidang properti di Indonesia. “Dia memperkenalkan profesi real estat ketika pemerintah dan swasta nasional belum memulainya. Sekarang sudah berkembang pesat,” kata Hidayat di Jakarta, Rabu (27/11).
Hidayat mengenang Ciputra atau Pak Ci yang selama 30 tahun satu komunitas dengannya ini sebagai sosok idealis yang turut membangun semangat para pengusaha dalam membuka lapangan pekerjaan di Indonesia. Pak Ci juga dinilai memiliki inisiatif tinggi dan selalu mencoba hal baru dalam hidupnya. Satu hal yang melekat pada Hidayat yaitu gairahnya untuk mendidik orang lain.
“Dia penuh inisiatif dan selalu mencoba sesuatu yang baru. Dia punya passion untuk mendidik orang,” pungkas Hidayat.
Ciputra meninggal dunia pada Rabu (27/11) di Singapura sekitar pukul 01.05 waktu setempat.
Selama masa hidupnya, Pendiri Grup Jaya itu memiliki karya dan kontribusi yang cukup besar dalam pembangunan di Jakarta, salah satunya kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol yang dibangun tahun 1966.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, juga menyampaikan belasungkawa dan mendoakan atas berpulangnya Tokoh Properti yang meninggal dunia pada Rabu, 27 November 2019 di Singapura, Bapak Ciputra. “Saya turut berduka cita atas berpulangnya Bapak Ciputra, tokoh Properti Indonesia yang telah menghasilkan sejumlah karya bagi dunia properti,” ujar Menteri BUMN. (*/Dry)
Level Pak Ciputera bukan hanya sekedar pebisnis real-estate saja, beliau sudah mencapai level pembangun yang berkontribusi memberikan kemajuan terhadap bangunan-bangunan di Ibu Kota.
Selamat jalan Pak Ciputera~~
Regards, Admin Plaza Bisnis