Indonesiainside.id, Jakarta – Direktur Eksekutif Center Of Reform & Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, perihatin dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Maka itu dia meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, fokus membenahi ekonomi daripada sibuk menjadi calon ketua umum Partai Golkar.
Berdasarkan pemaparan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, pada Selasa (26/11), pertumbuhan Indonesia belakangan cenderung melambat dan stagnan di level 5 persen. Hal itu berbanding terbalik dengan target Presiden Jokowi yang sempat menginginkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.
Data terakhir pada kuartal III-2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,02 persen. Saat itu pertumbuhan investasi hanya 4,21 persensecara tahunan. Angka itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 6,29 persen. Masalah tersebut dipicu kinerja investasi yang mengecewakan.
Faisal mengatakan, Airlangga sebaiknya fokus menjalankan tugas sebagai menteri. Masalah ekonomi merupakan salah satu bidang yang sangat menentukan kesejahteraan rakyat. Maka itu, Airlangga Hartarto tidak perlu memfokuskan diri mempertahankan jabatan sebagai ketum Golkar.
“Pak Airlangga harus fokus dengan tanggung jawab barunya sebagai Menko Perekonomian, karena begitu banyaknya permasalahan ekonomi Indonesia,” kata Faisal, Rabu (27/11).
Masih banyak masalah ekonomi periode pertama Jokowi yang belum terselesaikan hingga saat ini. Dengan demikian, fokus Airlangga sebagai penanggung jawab ekonomi sangat diperlukan. Apalagi, tantangan perekonomian Indonesia ke depan juga memerlukan strategi jitu.
Ia mengingatkan Airlangga agar menahan diri rangkap jabatan sebagai caketum Golkar. Pikiran Airlangga pasti akan terbagi jika memegang jabatan di pemerintahan dan pengendali roda Partai Golkar.
Faisal memprediksi jika Airlangga tetap bersikukuh merebut Golkar-1 akan melahirkan respons negatif dari pelaku usaha dan pasar. Ini tentu menjadi ancaman tersendiri bagi perekonomian Indonesia.
“Saya khawatir tugas beliau dalam menangani permasalahan ekonomi sebagai Menko tidak akan bisa dijalankan secara maksimal,” ucapnya.(EP)