Indonesiainside.id, Jakarta — Pengusaha industri makanan dan minuman (mamin) menyebut konektivitas masih jadi kendala dalam distribusi produk mamin. Sejauh ini, industri mamin mayoritas berproduksi di pulau Jawa.
“Karena terkait penduduk dan konsumsi yang cukup besar. Industri kami rata-rata hampir 70 persen pasarnya ada di pulau Jawa,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman di Komisi VI, DPR RI, Selasa (10/12).
Adhi mengatakan, pengusaha tentu mendukung program pemerintah membangun infrastruktur untuk memudahkan sirkulasi usaha hingga luar pulau Jawa. Namun, sampai saat ini pengusaha masih merasakan biaya logistik yang tinggi.
“Program tol laut yang dicanangkan ternyata masih macet,” katanya.
Adhi mengatakan, industri mamin sebenarnya memiliki peluang bisnis yang sangat cerah. Secara umum pengeluaran per kapita penduduk Indonesia untuk mamin cukup tinggi, hampir 50 persen.
“Ini peluang bagi industri sekaligus kalau tidak hati-hati akan jadi pasar yang empuk bagi barang barang impor,” tutur Adhi.
Secara demografi, pasar konsumen industri mamin juga menggembirakan dengan hampir 70 persen penduduk berusia produktif. Bagi industri mamin sangat penting, karena menjadi konsumen yang aktif dan gemar mengeksplorasi produk baru.
“Kami melihat ada satu peluang ke depan industri mamin akan lebih baik lagi apabila rencana Bappenas meningkatkan PDB per kapita menjadi USD23.000 terlaksana di 2045,” imbuhnya. (*/Dry)