Indonesiainside.id, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan meminta Uni Eropa (UE) melakukan perdagangan yang adil (fair trade) terhadap minyak sawit Indonesia.
Dia mengingatkan UE agar tidak lagi berlindung di balik isu lingkungan untuk menyerang perdagangan sawit Indonesia.
“Kalau ingin menyelamatkan lingkungan, bantu saja sawit Indonesia. Terutama sawit rakyat, yang produktivitasnya rendah masih 1,6 juta per ha. Jadi, tidak perlu menambah lahan, sekaligus mengurangi kemiskinan,” kata dia, Selasa (17/12).
Daniel menduga, kondisi saat ini, perang dagang UE terhadap Indonesia. Apalagi, produksi kelapa sawit mencapai 41 juta ton atau menguasai 60 persen pangsa pasar dan ekspornya mencapai 32 juta ton.
Dia meminta para pemangku kepentingan mampu mensosialisasikan dan menjawab isu-isu lingkungan maupun kesehatan yang dilancarkan oleh negara-negara UE dan Amerika Serikat perihal dampak penggunaan minyak sawit.
Faktanya, kata Daniel, dibanding tanaman soya bean ataupun sunflowers, CPO lebih dapat mengemat lahan, sehingga isu yang mengaitkan antara sawit dengan isu lingkungan tidak relevan lagi.
“Luas lahan minyak nabati seluruhnya 200,5 juta ha. Minyak sawit hanya 20,5 persen atau 10 persennya saja. Sawit bisa menghasilkan 4 ton per hektare, kedelai hanya 0,5 ton per hektare dan sunflowers hanya 0,7 ton per hektare-nya,” ungkapnya. (*/Dry)