Indonesiainside.id, Jakarta – Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menilai kelapa sawit bisa menyelematkan defist neraca perdagangan indonesia.
Ekonom Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, jika ekspor produk CPO bisa dioptimalkan dapat memperbaiki defisit transaksi neraca perdagangan.
“Tahun lalu saja defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 8 miliar. Dengan genjot ekspor sawit bisa memperbaiki neraca dagang kita,” kata Heri di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Rabu (18/12).
Dia menyebutkan, ekspor sawit indonesia sangat besar dan mengalahkan sektor minyak dan gas (migas). “Tidak ada sawit neraca peradgangan Indonesia anjlok. Sawit bisa menyelematkan defist neraca perdagangan indonesia,” ujar dia.
Selain itu, katanya, produk turunan minyak sawit juga dapat memperkuat struktur industri dalam negeri. Untuk itu, pemerintah dan industri kelapa sawit harus fokus memperbaiki hilirisasi produk CPO.
“Semakin ke hilir ekspornya semakin sedikit. Minyak sawit bisa jadi produk makanan, mosmetik, energi dan kimia. Ini hilir sawit, kita mau fokus kemana,” ujarnya.
Heri menambahkan, peluang paling besar untuk hilirisasi CPO ada disektor energi. Misalnya, fokus mengembangkan industri Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Apalagi ekspor FAME Indonesia baru mencapai 1,6 persen dari total ekspor dunia yang mencapai USD 45 miliar.
“Ini kan bahan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN). Potensi ekspor ini cukup luas, mengingat tren penggunaan BBN di dunia semakin meningkat. Saat ini Cina, Jepang, AS dan UE pengguna FAME terbesar,” katanya. (*/Dry)