Indonesiainside.id, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) punya empat fokus kebijakan di bidang pasar modal yang akan dijalankan pada tahun 2020. Hal tersebut guna mewujudkan industri pasar modal yang berdaya tahan, efisien, transparan dan kredibel.
“Pertama kita akan tingkatan pelaksanaan governance yang lebih baik. Diantaranya
melalui peningkatan standar prudensial dan transparansi terutama transparansi
laporan Keuangan yang telah diaudit dan enforcement yang konsisten terhadap
pelanggaran ketentuan dan etika,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Wimboh Santoso, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Kamis (02/02).
Selanjutnya Wimboh menambahkan, meningkatkan peran pasar modal dalam pembiayaan berbagai proyek di sektor-sektor strategis Pemerintah. Diantaranya melalui pemberian berbagai insentif kepada para emiten yang bergerak pada pengembangan sektor-sektor strategis Pemerintah dan yang mengedepankan aspek ramah lingkungan.
Serta meningkatkan peran pasar modal dalam pengembangan UMKM, yakni melalui penerapan digitalisasi di pasar modal yang dimulai dari produk pasar modal berbasis digital seperti equity crowdfunding, proses transaksi secara digital, antara lain pemesanan efek secara elektronik, perizinan secara elektronik,
termasuk otomasi proses benchmarking ke harga pasar dalam proses marking to
market.
“Terakhir, membangun ekosistem pasar modal yang lebih dengan cara mempercepat perluasan basis emiten dan investor terutama retail denganoptimalisasi hadirnya tekhnologi terutama proses registrasi dan persetujuan, enforcement yang konsisten, peningkatan adopsi dan penerapan standards dengan mendasarkan pada best practice yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia,” tambah Wimboh
Berbagai inisiatif ini menurut dia, dimaksudkan agar pasar modal kita lebih stabil dengan volatitlitas yang rendah. Dengan demikian, integritas pasar akan terjaga dan kepercayaan investor dan pelaku pasar pada pasar modal kita dapat ditingkatkan. (*/Dry)