Indonesiainside.id,Jakarta – Balai Besar Uji Standar Karantina Kementan (BBUSKP), Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat pengujian sarang burung walet (SBW) untuk ekspor ke China mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari sistem manajemen laboratorium (SimLab) BBUSKP, layanan permohonan pengujian untuk semua komoditas pada 2019 mengalami kenaikan signifikan di bandingkan layanan permohonan 2018.
“Jumlah total permohonan pengujian pada 2018 sebanyak 2.546 naik menjadi 4.337 permohonan di 2019,” ujar Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Kementan (BBUSKP), Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Yanto di Rawa Mangun, Jakarta Timur, Kamis (2/1).
Dia mengatakan, peningkatan jumlah permohonan pengujian mencolok berasal dari permohonan pengujian SBW untuk tujuan ekspor ke Tiongkok.
“Tahun 2018 jumlah permohonan pengujian SBW sebanyak 1503 meningkat menjadi 2600 permohonan pada 2019,” jelas Sri Yanto.
Beberapa parameter yang diuji pada sample SWB untuk tujuan ekspor ke Tiongkok, antara lain cemaran mikroba, kadar nitrit, kadar sulfit, kadar perokside, deteksi logam berat dan deteksi avian influenza.
Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian nomor 41/permentan/ot.140/3/2013 tentang tindakan karantina hewan terhadap pemasukan atau pengeluaran SBW ke dan dari dalam wilayah negara Indonesia ke Tiongkok.
“Hasil pengujian SBW yang dilakukan oleh laboratorium BBUSKP diakui dan diterima dengan baik Pemerintah China,” ujar Sri Yanto.
Ia juga memastikan jumlah perusahaan eksportir SBW yang disetujuai pemerintah China akan terus mengalami peningkatan.
“Saat ini, sudah ada 21 perusahaan Indonesia yang sudah terdaftar di China. Kami target tahun depan bertambah lagi 15 ekaportir, sehingga bertambah 36 eksportir,” kata Sri Yanto.
“Kami harap ini bisa mendorong peningkatan ekspor sarang walet,” tegasnya. (*/Dry)