Indonesiainside.id, Jakarta – Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengungkap alasan terjadinya banjir di Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) dan Tol Cipali. Budi mengakui bahwa banjir tersebut terjadi di km 24 dan 19 di Tol Japek dan km 136 di Tol Cipali.
“Itu memang terjadi yang selama ini belum terjadi,” ucap Budi ditemui di Kementerian Perhubungan, Senin (6/1).
Budi mengungkap jika banjir tersebut ternyata karena adanya saluran air yang tersumbat dengan jalan kerja dari pihak operasional. “Jadi karena adanya jalan kerja, tadinya drainase bagus tapi begitu ada jalan kerja itu jadi tertutup,” kata dia.
Selain permasalahan saluran air yang tertutup, Budi mengatakan juga karena adanya gorong-gorong yang tersumbat yang kemudian jalan air tersebut tertutup beton. Dia mengklaim permasalahan tersebut sudah mempunyai solusi.
“Di mana, kami juga melakukan pendalaman dengan Polres Indramayu,” ujarnya.
Dalam pendalaman tersebut, Budi mengungkap adanya kombinasi masalah lain di mana Km 136 menjadi banjir. Menurut Budi, ada penambangan di sekitar Tol Cipali. Selain penambangan, juga terdapatnya penyempitan pada hulu dan hilir di dalam gorong-gorong tol.
“Butuh normalisasi dan juga butuh sedimen yang ada disitu,” imbuh Budi.
Kemenhub juga akan melakukan pelebaran 500 meter di masing-masing hulu dan hilir. “Kita juga sudah lakukan pengecekan di setiap gorong-gorong dan jalan air yang melintas di cipali untuk dilakukan audit,” ucap Budi. (Aza)