Indonesiainside.id, Samarinda — Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2019 berada di peringkat ke-19 atau berada di atas Provinsi Kalimantan Barat, Tengah dan Utara, namun masih berada di bawah Kalimantan Selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim Moh Jauhar Effendi, di Samarinda, Senin sore (10/2).
“Indeks Membangun Desa Kaltim berada di peringkat 19 nasional dengan poin 0,62059, sementara Kalimantan Selatan di peringkat 14. Di bawah Kaltim ada Kalbar di posisi 22, Kalteng di posisi 25 dan Kaltara di peringkat 28. Bahkan, posisi IDM Kaltim juga mampu mengungguli Sumatera Selatan, Sulawesi tengah, Aceh dan Sumatera Utara.
Dijelaskan Jauhar, status IDM desa-desa di Kaltim juga menunjukkan kualitas peningkatan. Misalnya untuk kategori Mandiri sebanyak 11 desa atau sebesar 2,27 persen, desa Maju sebanyak 107 desa atau sebesar 12,72 persen, kategori desa Berkembang sebanyak 415 desa atau 33,89 persen, desa Tertinggal sebanyak 285 desa atau 33,89 persen dan desa Sangat Tertinggal sebanyak 235 desa atau 2,73 persen dari total sebanyak 841 desa se-Kaltim.
Masih banyaknya desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal (total 36,62 persen atau 519 desa), sehingga Pemprov Kaltim mematok target penurunan sebanyak 150 desa untuk menjadi desa Berkembang.
“Target tersebut akan kita coba capai melalui empat program prioritas, yaitu program pembangunan lembaga ekonomi perdesaan, program pembangunan desa dan kawasan, program pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan serta program kampung iklim. Target kita dapat ditingkatkan sebanyak 150 desa hingga tahun 2023,” ujarnya.
Target lima tahun yang dimaksudnya adalah telah dimulai pada tahun 2019 lalu dengan target sebanyak 15 desa, tahun 2020 sebanyak 25 desa, tahun 2021 sebanyak 30 desa, tahun 2022 sebanyak 35 desa dan tahun 2023 sebanyak 45 desa.
“Target sasaran peningkatan status desa dari Tertinggal dan Sangat Tertinggal kita usahakan menjadi desa Berkembang pada tahun 2023 melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Kita berharap sinergi antara provinsi dan kabupaten,” ucap Jauhar.(YAN)