Indonesiainside.id, Beijing – Para pemimpin Cina dan Eropa memiliki serangkaian pembicaraan, termasuk perjalanan Wakil Perdana Menteri Cina, Liu He menuju Brussels. Tetapi, wabah Virus Corona juga akan berdampak serius pada hubungan bilateral yang sedang berlangsung dan implementasi tahap satu antara Cina dan Amerika Serikat (AS).
Pengamat Hukum Global dari Perkins Coie, James Zimmerman, mengatakan adanya wabah tersebut dapat mengancam agenda politik dan diplomatik Cina, termasuk implementasi kesepakatan perdagangan interimnya dengan AS. Selain dengan AS, para pemimpin Cina juga mempunyai pertemuan dengan Eropa.
“Mereka memiliki susunan pembicaraan intensif yang dijadwalkan bulan ini dan selanjutnya,” kata dia dilansir dari South China Morning Post, Senin (10/2).
Keberangkatan Liu He juga untuk berdialog pada isu-isu strategis, perubahan iklim, dan HAM menjelang KTT tahunan mereka yang akan diselenggarakan di Beijing pada Maret mendatang. Namun, ketika Virus Corona semakin menyebar, Pemerintah Cina mengaku tetap melakukan persiapan untuk agenda-agenda tersebut.
Lewat Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying, dia mengatakan Cina sudah berusaha mempertahankan komunikasi politik dan diplomatiknya dengan Uni Eropa. Demikian juga dengan yang dikatakan oleh delegasi Eropa di Cina. Mereka mengatakan kedua belah pihak akan tetap melaksanakan agenda tersebut karena saat ini belum ada perubahan.
James menuturkan, Virus Corona akan berdampak serius terutama pada bidang-bidang yang memerlukan negosiasi lebih lanjut. Belum lagi, dia mengatakan, Cina sempat menuduh AS sebagai dalang kepanikan dunia atas musibah yang sedang dihadapinya terkait virus itu. Menurut James, hal itu dapat menghambat perjanjian pembicaraan antar kedua negara.(EP)