Indonesiainside.id, Jakarta – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mirah Midadan memaparkan bahwa harga bawang putih di pasar tradisional lebih mahal dari di pasar modern atau swalayan.
Sejak awal Februari, Indef mencatat terjadi lonjakan harga komoditas bawang putih secara signifikan di pasar tradisional. Sementara di pasar modern relatif terjangkau.
Mirah mengatakan, normalnya hara di swalayan karena mereka memiliki gudang penyimpanan atau stok. Sehingga ketika harga mulai merangkak naik, pasokan digudang mulai dikeluarkan dan dijual dengan harga murah dari pasar tradisional.
“Atau bisa saja ada kerjasama yang terjadi di pasar modern untuk mendapatkan harga bawang putih lebih murah,” kata Mirah dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Selasa (18/2).
“Entah dari importir langsung atau distributor, makanya harga bawang putih lebih murah di pasar modern,” imbuh dia.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) menunjukkan harga bawang putih mulai naik per 1 Februari 2020. Meningkat dari Rp40.000 per kilogram menjadi sekitar Rp54.000 per kkilogram pada 14 Februari 2020.
Indef mencatat harga bawang putih di pasar tradisional di Jakata paling mahal senasional. Bahkan lebih mahal dari Papua dan Sulawesi.
“Apakah memang setinggi itukah demand bawang putih di Jakarta atau ada permainan sengaja menahan stok, ya bisa saja terjadi,” katanya. (*/Dry)