Indonesiainside.id, Jakarta — Ekonom Chatib Basri mengatakan, masa pengendalian virus corona amat menentukan dampak perekonomian. Cina sebagai “leading sector” epidemi sekaligus pusat jaringan produksi dinilai turut mempengaruhi kondisi ekonomi global.
“Dengan Cina kena, maka global supply chain akan terganggu,” tulis mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini di Twitter pribadinya, dikutip Selasa (3/2).
Menurut dia, jika epidemi hanya berlangsung tiga bulan, maka dampak supply chain tidak akan terasa. Namun, jika terus berlarut maka input produksi atau bahan baku, barang konsumsi yan berasal dari Cina akan terganggu.
“Implikasinya akan ada supply shock,” kata Chatib.
Supply Shock adalah peristiwa tak terduga yang tiba-tiba mengubah pasokan suatu produk atau komoditas. Sehingga menghasilkan perubahan harga yang tidak terduga.
Menurut Chatib, supply shock akan menurunkan aggregate supply. Implikasinya output akan turun dan harga-harga akan naik.
“Karena itu jika wabah ini berlangsung panjang, kita harus siap akan disrupsi di sisi supply,” tuturnya.
Dia menilai, respons pemerintah dan Bank Indonesia dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter dalam jangka pendek sudah tepat. Dengan demikian bisa mendorong permintaan.
Namun kebijakan ini harus pula dikombinasikan dengan mendorong supply side. Substitusi supply chain dari Cina dipandang perlu untuk menekan kenaikan harga komoditas. (Aza)