Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menegaskan kendala saat ini ialah soal bahan baku masker. Jika bahan baku masker di Cina habis, maka ada opsi untuk membeli bahan baku dari Eropa.
Namun pilihan impor bahan masker dari Eropa ini akan membuat harga masker jadi naik. Hal ini karena perbedaan harga bahan baku dari Cina dan Eropa.
“Kalau harganya dari Eropa, harganya tidak Rp 2.000 selembar, cuma kalau sekarang stoknya masih ada dan order 7,2 juta dengan produksi dan bahan Cina, ya harga tetap segitu. Habisnya tergantung masyarakat. Kalau satu orang beli isi seribu ya habis,” ujar Erick Thohir, di Salah Satu Apotek Kimia Farma, Jakarta, Rabu (04/3).
“Jadi jangan digosipin ketika nanti stok, soalnya bahan dari Cina stoknya habis terus harganya jadi naik. Nanti dibilang mengambil kesempatan dalam kesempitan [saat harga naik]. Hal ini karena bahan dari Cina dan Eropa,” kata Erick.
EIa juga sempat mengatakan saat ini Kimia Farma masih memliki stok 215.000 masker yang tersebar di 1.300 apotek milik Kimia Farma. “Di Kimia Farma dengan outlet 1.300. Kita pastikan masker tersedia dan hadir buat masyarakat dan harganya tidak dimarkup,” kata Erick.
Oleh karena itu, Erick meminta masyarakat tak perlu panik dengan memborong masker di pasaran. “Saya kembali berharap tadi masyarakat tidak perlu panik. Ini barangnya tersedia, bahkan Kimia Farma ada obat menaikkan imunitas,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama tersebut, Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo, menegaskan saat ini satu orang dibatasi membeli 2 pcs (lembar) , per hari. Namun untuk hand sanitizer belum dibatasi.(PS)