Indonesiainside.id, Jakarta – Perusahaan sawit Wilmar Grup tetap memiliki komitmen menjaga lingkungan. Itu sebabnya mereka saat ini masih mengelola area yang memiliki nilai konservasi tinggi (NKT/HCV) sekitar 20 ribu hektare (ha).
Indonesia Conservation Lead Wilmar, Syahrial Anhar Harahap, di Jakarta, Rabu (4/3), mengatakan area tersebut tersebar di beberapa perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan di Sumatra dan Kalimantan. “Latar belakang dalam pengelolaan NKT adalah menjaga dan menyesuaikan fungsi-fungsi ekosistem, ekologi, sosial budaya, dan juga jasa-jasa lingkungan, serta keanekaragaman hayati,” ungkap Anhar .
Dari area NKT sekitar 20 ribu ha itu terluas berada di Kalimantan Tengah sekitar 15 ribu ha atau 75 persen. Anhar menjelaskan, telah memulai studi NKT sejak 2007. Setelah itu NKT diputuskan menjadi kebijakan untuk medukung bisnis perusahaan.
Pengelolaan NKT, lanjutnya, juga sejalan dengan komitmen perusahaan sebagai anggota rountable sustainable palm oil (RSPO), dan juga pemenuhan dalam prinsip-prinsip perkebunan berkelanjutan lainnya, seperti Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Dalam pengelolaan areal NKT, Wilmar telah membentuk tim khusus serta menjalin kerja sama dengan para pihak, seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga-lembaga non pemerintah dan masyarakat sekitar sehingga pengelolaan dapat dilakukan lebih optimal.
Selain itu, perusahaan juga menggandeng masyarakat di sekitar areal NKT untuk menciptakan peluang lapangan kerja, di antaranya, menanam jenis-jenis tanaman lokal sebagai peningkatan kualitas areal NKT dan juga pemanfaatan secara berkelanjutan. Wilmar juga menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan 10 pemangku adat masyarakat di dua desa untuk menjaga areal NKT.
“Kami berharap dengan merangkul masyarakat akan terbangun rasa ikut memiliki,” ujar dia melalui keterangan tertulis. (AS)