Indonesiainside.id, Jakarta-Pemerintah akan mendorong pembebasan bea masuk untuk bahan baku industri terkait terhambatnya pasokan bahan baku dari Cina. Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan selama ini 30 persen impor bahan baku industri di Indonesia berasal dari Cina, namun saat ini terhambat akibat penyebaran virus corona.
Menurut dia, industri saat ini harus melakukan aksi-aksi korporasi dengan mencari negara-negara alternatif sumber bahan baku. Hal ini dilakukan agar proses produksinya tidak terganggu.
“Pemerintah akan hadir untuk mencari alternatif mendapatkan bahan baku dari negara lain [selain Cina],” ujar Menteri Agus di Jakarta, Rabu (4/3).
Menurut dia, harga bahan baku dari negara lain lebih tinggi dibandingkan harga bahan baku yang biasa diimpor industri dari Cina. Pemerintah akan mendorong keringanan bea masuk khusus untuk bahan baku industri sehingga proses produksi tidak terhambat.
“Impor-impor yang tujuannya bahan baku kalau bisa dinolkan justru akan bagus. Kalau impor bukan bahan baku industri tidak diberikan keringanan,” kata Menteri Agus.
Selain itu, Menteri Agus mengatakan telah berbicara dengan Gubernur BI, Menteri BUMN, dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar ada keringanan untuk biaya letter of credit (LC). “Ini dua tools kita untuk membantu industri,” lanjut dia.
Menteri Agus mengatakan negara harus hadir membantu industri mendapatkan bahan baku produksi karena pada saat produksi di Cina saat ini terhenti. Pelaku industri, katanya, akan mencari alternatif sumber bahan baku lain selain Cina sehingga akan terjadi rebutan untuk mendapatkan pasokan bahan baku. (CK/AA)