Indonesiainside.id, Manado – Selama ini ekspor perikanan Sulawesi Utara belum bisa mengirimkan langsung hasil produksinya ke negara tujuan. Padahal secara potensi pasar selama ini sudah ada, dan banyak peminatnya.Melihat kondisi ini, seluruh stakeholder terkait ekspor perikanan mengadakan Focus Group Discussion di KPP Bea Cukai TMC Manado, Kamis (5/3).
Kepala KPP Bea Cukai TMC Manado, M. Anshar menuturkan saat pertama kali menjabat di Manado, ekspor perikanan Sulut dikira sudah dikirim langsung ke negara tujuan. Ternyata perkiraan itu salah, karena selama ini harus melalui Bali, Jakarta, serta Surabaya.
Anshar berpikir sudah waktunya Sulut dijadikan hub ekspor perikanan baik dari sektor bandara dan pelabuhan laut. “Sayang sekali kalau ekspor kita masih transit Denpasar dan Jakarta. Padahal produksi perikanan kita cukup banyak, potensi kargo juga cukup besar. Makanya kita bahas bersama di FGD ini agar bisnis prosesnya bisa diubah,” ujar Anshar kepada peserta FGD.
Anshar menambahkan, lewat FGD ini diharapkan dapat menjadikan Sulut sebagai hub ekspor perikanan di wilayah Indonesia Timur. “Banyak benefit yang kita dapatkan bila bisa mengirim langsung ke negara tujuan. Benefitnya itu waktu lebih cepat, pengeluaran lebih murah, kuantitas lebih stabil, dan kualitas lebih terjamin,” papar Anshar.
Menurutnya, salah satu negara tujuan yang akan lebih difokuskan untuk menjadi negara pengiriman yakni Jepang. “Selama ini Jepang banyak menerima kiriman perikanan dari daerah kita ini,” sebutnya menambahkan.
Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut Tinneke Adam, mengungkapkan ekspor Sulut diperlukan untuk mengurangi biaya pengeluaran eksportir. Kata Tinneke, pasar di Jepang selama ini sudah ada dan berjalab lancar.
“Kalau bisa ada ekspor secara langsung karena cost akan lebih tinggi jika transit. Sekarang ini 84 persen ekspor perikanan Sulut paling banyak yakni ikan tuna ke Jepang, Hongkong, Korea, dan Singapura. Kita ekspor ikan segar, frozen, smoke ke Jepang,” jelas Tinneke.
Tinneke berharap diskusi ini jangan mentok hari ini saja, melainkan bisa berlanjut sampai terealisasi. Disebitkannya bahwa terobosan ini perlu digarap bersama.
“Termasuk jangan memikirkan dulu lancar atau tidaknya, sebab biasanya saat memulai akan tersendat, tetapi pasti akan lancar selanjutnya,” papar Tinneke dalam kegiatan tersebut.
Hadir juga dalam FGD ini, Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi, General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado Minggus Gandeguai, Perwakilan Kanwil DJP Bea Cukai Sulbagtara, sejumlah maskapai, beberapa perusahaan eksportir, dan stakeholder lainnya. (PS)