Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan permasalahan Indonesia ialah ekspor menurun yang diluar kendali, seperti komoditas batubara, karet dan kelapa sawit. Dia juga mengatakan, selama 20 tahun tidak ada perubahan pada daya saing ekspor komoditas Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia masih berkutat di sumber daya alam dan industri manufaktur dengan teknologi rendah dan industri padat karya. Oleh karena itu, dia mengharapkan adanya kompetisi antara eksportir untuk meningkatkan ekspor Indonesia.
“Kita mungkin kalah kompetisi dengan negara lain. Ekspor nonmigas kita selama 20 tahun sejak saya jadi peneliti di LPEM UI dan konsultan untuk Kementerian Perdagangan, sampai sekarang menteri, ekspor kita belum banyak berubah. Daya saing belum banyak berubah. Berarti kita belum kerjakan pekerjaan rumah, ” ujar Sri Mulyani, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/3).
Menurut Sri Mulyani, dunia berubah ditambah penambahan nilai suatu komoditas bisa terjadi dengan inovasi teknologi, birokrasi efisien dan semua digital. Namun, menurut Sri Mulyani, para eksportir masih hidup tenang di khatulistiwa.
Dia menambahkan, apalagi Indonesia punya potensi banyak dan posisi strategis tapi sayangnya kapasitas eksportir Indonesia untuk mengkapitalisasi potensi itu terbatas oleh daya kreasi kita sendiri. Salah satu yang membuat daya kreasi terbatas ialah pembuatan kebijakan dalam birokrasi
“Yuk kalau bisa kita jebol pembuatan kebijakan. Mindset is the most important. Kalau kita semua hidup hanya untuk servis kepentingan birokrasi ya tidak berubah, ” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani sempat mengatakan APBN lagi berat, penerimaan pajak sedang alami tekanan dan semua sektor ekonomi turun. Dia menambahkan, oleh karena itu, pihak dia berperan peraturan fiskal sangat dibutuhkan untuk untuk melawan perlemahan.
“Dengan desain peraturan fiskal yang sudah ada, kita berharap kementerian seperti Kementerian jadi leading sector kementerian yang memimpin utk memperbaiki kompetisi eksportir. Kita mendukung the real player, ” ujar Sri Mulyani. (PS)