Indonesiainside.id, Jakarta – Managing Director International Montery Fund (IMF) dalam rapat virtual kemarin, menyampaikan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan negatif di 2020. Stabilitas keuangan menjadi penting untuk memastikan ekonomi tidak terpuruk lebih dalam.
“Ini artinya akan terjadi kontraksi jauh lebih rendah dari proyeksi 2020. Yang pertumbuhan ekonomi di atas 3%, IMF memperkirakan akan ada perbaikan di tahun 2021”, ujar Menteri Keungan, Sri Mulyani Indrawati, melalui telekonferensi pers, Jakarta, Selasa (24/3).
Sementara itu, beberapa bank sentral anggota G20 telah berinisiatif melakukan kerjasama swap line, dengan cara financial stability board (FSB) menekan otoritas dan insititusi keuangan. Hal itu dilakukan agar lebih fleksibel terhadap aturan internasional dan memastikan aktifitas keuangan masih berjalan.
Dari keterangan Sri Mulyani, anggota G20 saat ini sudah mengeluarkan nilai stimulus yang sangat besar. Di antaranya Jerman yang sudah mengeluarkan tambahan pengeluaran senilai 132 miliar USD dan menyediakan 812 miliar USD sebagai tambahan jaminan.
Selanjutnya, Perancis mengeluarkan stimulus senilai 45 miliar USD. USA juga berencana mengeluarkan paket kebijakan senilai 1 triliun USD.
Uni Eropa mengeluarkan stimulus senilai 100,86 miliar USD. Sedangkan Kanada sudah menerbitkan paket kebijakan sebesar 63,9 miliar USD.
Korea Selatan yang menjadi salah satu pusat pandemi mengeluarkan stimulus senilai 66 miliar USD. Australia semalam, baru saja mengeluarkan stimulus baru sehingga total stimulusnya mencapai 109 miliar USD (9,7% GDP).
“Anggota G20 juga bekerja sama secara bilateral maupun multilateral untuk melakukan restrukturisasi hutang negara miskin. Agar mereka dapat fokus melawan pandemi,” kata Sri Mulyani.
Anggota G20 juga menyetujui penyusunan G20 joint action plan yang berisikan respons kebijakan kolektif negara anggota G20. Di tataran pemimpin G20, akan ada pembahasan inisiatif baru untuk mengatasi pandemi penyakit infeksius secara global.
“Suasana global saat ini berada dalam situasi yang abnormal, Indonesia sebagai anggota G20 terus melakukan koordinasi secara lebih erat dengan anggota G20 lainnya dan menyiapkan langkah-langkah kebijakan luar biasa, yang mungkin melampaui batasan yang telah ada. Sebagai langkah lanjutan, direncanakan pada tanggal 26 Maret 2020 akan diadakan pertemuan virtual G20 Summit,” kata Sri Mulyani. (MSH)