Indonesiainside.id, Jakarta – Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, hari ini membuat panggilan telekonferensi dengan para menteri keuangan negara G20 dan gubernur bank sentral. Dalam perbincangan tersebut, Kristalina menekankan tiga poin khusus terkait perekonomian global ditengah wabah epidemi virus corona.
Pertama, yaitu mengenai prospek pertumbuhan global. Kristalina menyatakan tahun 2020 pertumbuhan ekonomi akan negatif, setidaknya sama buruknya dengan resesi atau bahkan lebih buruk.
“Tetapi kami mengharapkan pemulihan pada tahun 2021. Untuk sampai ke sana, sangat penting untuk memprioritaskan penahanan dan memperkuat sistem kesehatan,” kata Kristalina dalam telekonferensinya, Selasa (24/3).
Dia menekankan, dampak ekonomi akan parah, tetapi semakin cepat virus berhenti, semakin cepat dan kuat pemulihannya. “Kami sangat mendukung tindakan fiskal luar biasa yang telah dilakukan banyak negara untuk meningkatkan sistem kesehatan dan melindungi pekerja dan perusahaan yang terkena dampak,” lanjutnya.
Kristalina menuturkan akan menyambut baik langkah bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter. Upaya berani itu, kata dia, tidak hanya untuk kepentingan masing-masing negara, tetapi juga untuk ekonomi global secara keseluruhan.
Kedua, lebih lanjut Kristalina menjelaskan, ekonomi maju umumnya dalam posisi yang lebih baik untuk merespons krisis, tetapi banyak pasar negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah menghadapi tantangan yang signifikan. Dia menyatakan bahwa negara seperti itu sangat terpengaruh oleh aliran modal keluar, dan aktivitas domestik akan sangat terpengaruh ketika negara-negara menanggapi epidemi.
Investor telah mengeluarkan 83 miliar dolar Amerika dari pasar negara berkembang sejak awal krisis virus corona, yang nerupakan aliran modal terbesar yang pernah tercatat. “Kami khususnya prihatin dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan kesulitan hutang,” imbuhnya.
Ketiga, IMF akan memusatkan pengawasan bilateral dan multilateral pada krisis virus coroba dan tindakan kebijakan untuk meredam dampaknya. “Hampir 80 negara meminta bantuan kami dan kami bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk memberikan tanggapan koordinasi yang kuat,” tegas Kristalina.(EP)