Indonesiainside.id, Jakarta – Ekonom senior Indef ( Institute for Development and Economic Finance), Drajad Wibowo menilai karantina wilayah atau lockdown bisa menjadi upaya penyelamatan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Kesimpulan ini diungkapkan merujuk pada penanganan wabah di Cina, Iran dan Italia.
Selama ini, kata dia, banyak kalangan mengatakan ekonomi harus segera diselamatkan. Karena itu pemerintah tak perlu melakukan tindakan kesehatan yang restriktif.
“Sebagai ekonom saya katakan pandangan ini keliru,” ujar Drajad dalam telekonferensi Meracik Vaksin Ekonomi Hadapi Pandemi di Jakarta, Selasa (24/3).
Merujuk pengalaman Cina, Iran dan Italia ketika wabah membesar, ekonomi prkatis berhenti. Seperti di wilayah “merah” covid-19 seperti Teheran, Qom, Wuhan.
“Milan sebagai salah satu pusat ekonomi di italia itu praktis berhenti. Kalau kita gagal mencegah wabah ini, maka ekonomi otomatis akan berhenti. Sehingga tak ada lagi sisi ekonomi yang bisa kita selamatkan,” jelas Drajad.
Karenanya, dia menyarankan kalau ingin menyelamatkan ekonomi lebih dulu harus dicegah wabahnya agar tak melonjak. Agar tak melonjak salah satunya mencegah penyebaran virus, termasuk jika perlu lockdown.
“Seharusnya enggak perlu lagi kita diskusikan. Begitu suatu daerah, menurut ahli kesehatan, sudah harus lockdown, ya negara harus ambil tindakan lockdown daerah tersebut,” tuturnya.
Selain itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga meminta pemerintah untuk segera memutuskan untuk lockdown akibat wabah virus corona (covid-19) yang kian meluas. Namun, pemerintah bersikap tidak akan mengambil kebijakan tersebut.
Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban mengutarakan perlunya penerapan penguncian. “Itu penting. Kami sangat setuju lockdown. Kami minta segera diberlakukan,” tutur Zubairi, Minggu (22/3) di Jakarta.
Ia berpandangan, langkah itu akan efektif untuk untuk menekn penyebaran virus corona. Dia berharap pemerintah tidak alergi terhadap keputusan penguncian untuk mengurangi penyebaran virus corona. (MSH)