Indonesiainside.id, Jakarta – Arus peti kemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok dalam dua bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 5,13 persen. Penurunan itu diduga akibat dampak virus corona.
Direktur Transformasi IPC, Ogi Rulino di Jakarta, Selasa, menjelaskan selama Januari-Februari 2020, jumlah peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 992.212 TEUs.
Jumlah ini turun 53.700 TEUs dibandingkan throughput (hasil) Januari-Februari 2019, yang mencapai 1.045.912 TEUs.
“Penurunan tersebut merupakan dampak langsung dari merebaknya virus Corona, yang awal penyebarannya terjadi di Wuhan, Cina,” ujar Ogi.
Kondisi itu kata dia, dapat dimengerti, karena wabah Corona merebak di Cina pada Desember 2019.
Meskipun terjadi penurunan pada dua bulan pertama tahun ini, Ogi optimistis arus peti kemas akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi situasi di Cina dilaporkan mulai pulih dan industrinya kembali bergerak.
Sejauh ini, PT Pelabuhan Indonesia II (persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) belum merumuskan perubahan target tahunan, baik target arus peti kemas, target pendapatan perusahaan dan target perolehan laba bersih.
Menurut Ogi, pihaknya masih melakukan kajian serta mengamati perkembangan perekonomian global dalam 2-3 bulan ke depan.
“Terutama situasi di Cina, yang berkontribusi paling besar terhadap jumlah arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok,” jelasnya.
Sebelumnya, IPC menargetkan arus peti kemas tahun 2020 sebesar 8,1 juta TEUs. Pendapatan perusahaan ditargetkan mencapai Rp13,5 Triliun. Sedangkan untuk laba bersih, IPC menargetkan sebesar Rp3,1 Triliun.(EP)