Indonesiainside.id, Jakarta -Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) mengeluhkan anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini sekitar Rp5.000-8000 per kilogram (kg). Akibat jatuhnya harga ini, kerugian peternak hingga Maret 2020 diperkirakan mencapai Rp300 miliar.
“Harga ayam jatuh di 5000-8000 per kg. Oversuplay sudah lama tidak diatasi,” ujarKetua Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) Pedaging Jawa Tengah Parjuni kepada Indonesiainside, Ahad (5/4).
Bahkan, kata dia, merebaknya virus corona atau covid-19 juga menambah tekanan terhadap harga ayam di tingkat peternak. “Ada corona ini jadi memperparah saja,” tandas dia.
Sementara itu, harga pokok produksi (HPP) sebesar RpRp17.500-18.000 per kg. Padahal harga ayam sempat mendekati HPP sekitar Rp17.000 per kg. Namun , kata dia, lama-kelamaan harganya terus turun hingga sekarang.
Peternak meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengaturan yang seimbang antara supply-demand ayam.” Tapi pemerintah tidak mau dengar keluhan kita.Ngotot kalau tidak ada over suplai ayam,” jelas dia.
Parjuni memperkirakan kerugian peternak akibat anjloknya harga ayam hingga Maret 2020 mencapai Rp300 miliar. Perkiraan kita kerugian peternak rakyat mandiri selama Januari hingga Maret bisa mencapai sekitar Rp250- 300 miliar,” ujar dia.(EP)