Indonesiainside.id, Jakarta – Organisasi Buruh Internasional (ILO) melansir, empat dari lima orang, atau 81 persen tenaga kerja global yang berjumlah 3,3 miliar orang, saat ini terimbas oleh penutupan penuh atau parsial tempat kerja mereka akibat pandemi Covid-19.
Laporan terbaru ILO tentang Covid-19 dan dunia kerja menyebut pandemi ini sebagai “krisis global terburuk sejak Perang Dunia II”. Laporan tersebut memprediksi krisis ini akan melenyapkan 6,7 persen jam kerja secara global pada kuartal kedua 2020, yang setara dengan 195 juta pekerja purnawaktu.
Selain memprediksi penurunan besar jam bekerja di negara-negara Arab, Eropa, maupun Asia-Pasifik, laporan ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor yang paling terdampak mencakup layanan akomodasi dan makanan, manufaktur, retail, serta aktivitas bisnis dan administratif.
Laporan tersebut juga memperkirakan “kerugian besar” di berbagai kelompok pendapatan, khususnya di negara-negara berpendapatan menengah ke atas atau setara 7,0 persen, 100 juta pekerja purnawaktu, yang jauh melampaui efek krisis finansial 2008-2009.
“Para pekerja dan perusahaan sedang menghadapi bencana, baik di perekonomian maju maupun berkembang,” tutur Direktur Jenderal ILO Guy Ryder. “Kita harus bergerak cepat, penuh keyakinan, dan bersama-sama. Kebijakan yang benar dan segera dapat menjadi penentu antara keselamatan dan keruntuhan.”
Walaupun kenaikan angka pengangguran global selama 2020 pada akhirnya akan sangat bergantung pada perkembangan di masa mendatang dan langkah-langkah kebijakan, laporan tersebut mengisyaratkan adanya “risiko besar bahwa data akhir tahun akan secara signifikan lebih tinggi daripada prediksi awal ILO, yang berada di angka 25 juta pengangguran.” tuturnya. (EP/xh)