Indonesiainside.id, Samarinda – Menyiasati sepinya order, salah satu perusahan digital printing di Kota Samarinda, Kalimantan Timur beralih memproduksi ribuan masker untuk memenuhi kelangkaan masker dampak pandemi Covid-19. Kini mereka telah memproduksi ribuan masker scuba dengan teknologi cutting laser.
Dalam sehari mereka mampu memproduksi sampai sebanyak 6.000 masker kain scuba tanpa jahitan, dengan harga awalnya hanya Rp2.500 satu buah. Namun, sekarang terpaksa dinaikkan menjadi Rp4.000 per buah, karena kenaikan harga bahan baku kain scuba ini di pasaran.
“Memproduksi masker kain scuba tanpa jahitan dengan menggunakan mesin cutting laser yang tidak biasanya,” kata Muhammad Faisal Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, Jumat(10/4).
Faisal menjelaskan cutting laser machine adalah teknologi mesin yang menggunakan laser untuk memotong dan mengukir sebuah benda atau material tertentu, dengan menggunakan komputer untuk mengoperasikannya.
“Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang bersifat kreatif, seperti suvenir atau merchandise yang terbuat dari acrylic, marmer, kaca, kayu, kertas, karet stempel, kulit sintetis dan lainnya,” ujarnya pula.
Menurutnya, dengan memaksimalkan teknologi tersebut, untuk memotong kain scuba menjadi masker, proses pengerjaan menjadi mudah walaupun kalau dihitung secara ekonomis modalnya tentu tidak sesuai.
Pemilik Dokter Printing yang juga salah seorang dosen senior di Universitas Mulawarman Dr H Mohammad Bahzah MSi mengatakan usaha ini berasal dari kreativitas karyawannya.
“Daripada mereka menganggur karena sepi order di masa Corona ini, namun ternyata mendapat sambutan luar biasa dari warga Kota Samarinda dalam seminggu ini, sehingga membuat kami bersemangat untuk meneruskan memproduksinya. Mudah-mudahan dapat membantu di saat kelangkaan masker sekarang ini,” katanya lagi.(EP/Ant)