Oleh: Muhajir
Indonesiainside.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 tak hanya menjadi momok bagi masyarakat kecil, tapi juga para pelaku usaha yang berkecimpung di bisnis perhotelan. Industri perhotelan itu turun drastis berkaitan erat sektor pariwisata yang juga mengalami penurunan drastis. Hal itu merupakan efek berantai, ketika pariwisata anjlok, maka otomatis angka hunian hotel pun ikut turun drastis.
Kondisi itu terungkap dalam rapat rengan pendapat umum (RDPU) Komisi X DPR dengan ASITA dan para pelaku pariwisata secara virtual pada Rabu (15/4). Rapat itu diikuti perwakilan ASITA, PHRI, Kadin, dan PERINDO.
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), ada ratusan hotel yang tutup di setiap daerah. Di Bali terdapat 281 hotel ditutup, Banten 19 hotel, DKI Jakarta 100 hotel, Jawa Barat 501 hotel, Jawa Timur 144 hotel, dan Bengkulu ada 7 hotel yang tutup.
PHRI hanya menghimpun data dari anggotanya yang melapor. Ia memperkirakan masih banyak hotel yang tutup dengan adanya pandemi itu. Kondisi itu mengakibatkan sektor pari Indonesia berpotensi kehilangan 4 miliar dolar AS per tahun dari wisatawan asing.
Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, mengaku memahami kondisi tersebut. Ia menyebut rekomendasi para pelaku industri pariwisata menjadi bahan advokasi sangat berharga bagi pemeri.
“Mudah-mudahan RDPU kita akan memberi kesempatan lebih besar untuk kita bisa merealisasikannya,” kata Politikus Partai Golkar itu. (EP)