Indonesiainside.id, Jakarta – Perum Bulog meminta tambahan anggaran sebesar Rp10 triliun guna menyerap gabah petani. Dana ini dibutuhkan untuk memperkuat stok beras dalam negeri.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkpkan pihaknya meminta pemerintah memberikan stimulus khusus untuk membeli gabah atau beras petani. Apabila Bulog diminta menyerap gabah sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial dari perbankan ini cukup memberatkan. Namun di satu sisi ada kewajiban Bulog menyerap.
Selain itu, kata dia, harga gabah di tingkat petani saat ini tinggi dan diatas harga pembelian pemerintah (HPP). Ini menyulitkan Bulog untuk menyerap gabah petani.
“Dalam Permendag baru ada perubahan HPP, namun harga gabah/beras say ini diatas HPP. Ini membuat kami kesulitan menyerap dan rebutan dengan swasta,” ujar Tri alam webinar yang digelar Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) pada Rabu (15/4).
Adapun Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan HPP Untuk Gabah Atau Beras pada pada 16 Maret 2020, HPP ditetapkan untuk GKP di tingkat petani naik dari Rp3.700 per kilogram (kg) menjadi Rp 4.200 per kg. Harga acuan d tingkat penggilingan sebesar pun berubah menjadi Rp4.250, harga GKG di tingkat penggilingan Rp5.250 per kg dan di gudang Bulog sebesar Rp5.300 per kg, serta beras di gudang Perum Bulog Rp8.300 per kg.
Namun saat ini harga GKP pada Maret di tingkat penggilingan sudah mencapai Rp5.262 per kg, GKG di tingkat penggilingan Rp5.631 per kg dan harga beras di penggilingan Rp9.339 per kg. “Kalau dilihat semua harga gabah/beras diatas HPP dan Ini menyulitkan Bulog menyerap,” ujar dia.
Perum Bulog sudah berkordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengajukan tambahan anggaran guna meningkatkan penyerapan gabah petani. “Kami mengusulkan anggaran Rp 10 triliun dan itu setara 1 juta ton beras dan ini sudah disampaikan pada rapat kordinais terbatas tingkat Menteri Kordinator Perekonomian,” jelas Tri.
Menurut dia, apabila anggaran itu disetujui Bulog akan lebih fleksibel karena dapat membeli gabah petani diatas HPP. “Ini perlu diantisipasi, Bulog ini price maker, jadi harus hati-hati. Kalau Bulog diberi kesempatan menyerap di atas HPP, harga bukan turun dan justru malah naik lagi,” ujarnya.
Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menargetkan, pihaknya dapat melakukan serapan beras mencapai 1,4 juta ton pada tahun ini. Sedangkan stok beras Bulog saat ini sebesar 1,4 juta ton. (PS/Bantolo)