Indonesiainside.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 membuat kebutuhan masker dan alat medis melonjak tajam. Kondisi ini memicu kelangkaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan dan masker nonmedis untuk penggunaan publik.
Situasi ini akhirnya mendorong beberapa pelaku industri banting setir untuk memproduksi masker dan memasarkannya secara luas. Pengalihan bisnis ini, khususnya di sektor konveksi, juga dilakukan seiring melemahnya keuangan perusahan jika harus beraktivitas secara normal.
“Banyak pengusaha konveksi yang beralih menjahit APD dan masker non-medis sebagai upaya daya tahan usahanya, agar karyawan tidak di rumahkan atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Jadi, ada juga perjuangan pengusaha yang banting setir dan kreatif untuk bertahan,” ujar Ketua Bidang Ketenagakerjaan, Vokasi, dan Kesehatan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Sari Pramono di Jakarta, Selasa (21/4).
HIPMI berharap pemerintah bisa memperkuat industri kesehatan di masa depan. Sehingga kelangkaan akibat bencana tiba-tiba ini bisa diantisipasi sedini mungkin.
“Jangan sampai kita bisa mengerjakan, tapi bahan baku impor. Kami akan mendorong setiap pengusaha konveksi untuk mengembangkan bisnisnya,” tuturnya.
Ketua Kompartemen Industri Kesehatan BPP HIPMI, dr I Gusti Nyoman Darmaputra,menambahkan, dalam upaya mendorong dan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bisa terus berkegiatan, hal tersebut juga merupakan salah satu langkah nyata dalam menghentikan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Yaitu dengan membantu distribusi penjualan para UMKM yang memproduksi APD.
Darma meminta pemerintah menindak oknum yang mempersulit distribusi para UMKM yang memproduksi alkes dan APD. Akibat pendistribusian APD terhambat oleh masalah perizinan, banyak tenaga medis tidak menggunakan APD dalam menangani pasien Covid-19.
“Harus dipermudah perizinan dan kebijakan khusus untuk distribusi APD produk UMKM. Daripada pemerintah berat memberikan bantuan, lebih baik dilonggarkan dalam perizinan dan berkoordinasi dengan organisasi untuk penyaluran APD, sehingga pemenuhan lebih merata berasal dari UMKM,” katanya. (MSH)