Indonesiainside.id, Jakarta – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, menyatakan secara terbuka ada dua perusahaan rintisan atau startup berstatus unicorn, yang menolak menjadi mitra digital platform untuk program kartu prakerja.
“Ada dua unicorn menolak menjadi mitra digital platform pada tahap awal. Mereka ingin melihat dulu bisnisnya seperti apa, model seperti apa. Kartu Prakerja, bukan core bisnis dua unicorn itu,” ujar Denni, di telekonferensi Kartu Prakerja, Jakarta, Rabu (22/4).
Denni mengatakan, proses pemilihan atau seleksi seluruh mitra, yang terlibat dalam pelatihan Kartu Prakerja, telah dilakukan sejak November 2019. Saat 2019, pihaknya ingin segera menandatangani nota kesepahaman dengan calon mitra, termasuk Ruangguru. Langkah tersebut dilakukan, supaya para investor yang berada di balik mitra tersebut bisa menginvestasikan dana lebih besar.
“Biar mereka berinvestasi, kalau tidak investasi, tidak bisa melayani. Ini program besar,” kata Denni.
Sementara itu, Denni mengatakan, ada tiga hingga empat perusahaan yang berminat menjadi mitra platform digital untuk Kartu Prrakerja. Dia juga bilang, pemerintah membuka pintu selebar-lebarnya, kepada platform digital yang ingin menyediakan pelatihan untuk peserta Kartu Prakerja.
“Kami tentu akan evaluasi yang delapan mitra ini dulu, kalau sudah selesai baru masuk. Jadi tidak terburu-buru untuk ekspansi,” tambah Denni. (MSH)