Indonesiainside.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 turut membuat industri farmasi kesulitan mendapatkan bahan baku. Asosiasi farmasi mengklaim, harga bahan meracik obat mengalami kenaikan signifikan.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia, Tirto Kusnadi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI mengungkapkan, para pelaku usaha farmasi saat ini kelimpungan menghadapi lonjakan harga bahan baku. Menurutnya, kenaikannya bisa mencapai 30 persen atau lebih.
“Situasi sekarang ketika dunia menghadapi Covid-19, praktis semua bahan bahan baku harganya naik dari 30 persen, sampai dengan ada yang tiga kali lipat,” kata Tirto, Senin (27/4).
Kenaikan dipicu karena permintaan yang melonjak, sementara jalur pendistribusian tidak lancar akibat terhentinya lalu lintas udara. Adapun layanan kargo yang masih beroperasi mematok tarif sangat tinggi.
“Biaya angkut barang juga semua naik, bahkan ada yang naik tiga hingga lima kali daripada kalau kita membayar dalam keadaan normal,” ujarnya.
Tirto menambahkan, maka tak heran apabila harga obat-obatan di pasaran menjadi sangat mahal. Pasalnya, kata dia, sejumlah bahan masih impor yang membuat biaya pengiriman naik tidak karuan.
“Enggak ketolongan sampai tiga, empat, lima kali lipat oleh karena banyak penerbangan yang grounded sehingga angkutan berebut pada pesawat maupun laut. Maskapai penerbangan atau perkapalan menaikan harganya suka-suka mereka,” ungkapnya. (ASF)