Indonesiainside.id, Chicago – Harga emas dunia mulai berbalik. Setelah lima hari berturut-turut terseok-seok, hari ini (2/5) harga emas merangkak naik.
Emas berjangka rebound pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dalam lima hari itu harga emas rontok dan mengabaikan sentimen risiko memburuk setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam mengenakan tarif baru terhadap Cina.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik 6,7 dolar AS atau 0,4 persen. Harga ditutup pada 1.700,9 dolar AS per ounce.
Emas berjangka jatuh 19,2 dolar AS atau 1,12 persen. Angkanya menjadi 1.694,2 dolar AS per ons pada Kamis (30/4)
“Kami melihat beberapa kelemahan di pasar ekuitas AS. Tampaknya Trump mengisyaratkan kebangkitan perang perdagangan,” kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Ia menjelaskan, banyak investor melikuidasi berbagai kelas aset yang mungkin terpengaruh. Mereka kembali ke aset-aset aman, khususnya emas.
Trump mengatakan pada Kamis (30/4), bahwa perjanjian dagangnya dengan Cina sekarang menjadi kepentingan sekunder untuk pandemi virus corona. Ia mengancam tarif baru untuk Beijing, ketika pemerintahannya membuat langkah-langkah pembalasan atas wabah tersebut.
Saham-saham AS jatuh karena peringatan Trump. Apple dan Amazon menjadi perusahaan terbaru yang memperingatkan lebih menderita di waktu mendatang.
Dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama gejolak ekonomi atau politik, emas berada di jalur untuk membukukan penurunan lebih dari satu persen untuk minggu ini. Itu terjadi ketika lebih banyak ekonomi melonggarkan pembatasan dan karena investor menutupi kerugian di pasar yang lebih luas.
Afrika Selatan mengambil langkah pertama pada Jumat (1/4) untuk mengembalikan salah satu karantina wilayah Covid-19 terketat di dunia. Itu dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berjanji untuk membuat rencana minggu depan tentang bagaimana Inggris akan mulai secara bertahap kembali ke kehidupan normal.
“Namun, narasi emas tidak banyak berubah. Kami berada di jalan untuk data ekonomi suram selama beberapa bulan ke depan. Bank-bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan, termasuk Federal Reserve AS, yang membuka emas untuk bergerak naik lebih tinggi,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar di perusahaan jasa keuangan AxiCorp.
Data baru menunjukkan aktivitas manufaktur AS merosot ke level terendah 11-tahun pada April ketika virus corona baru menimbulkan kekacauan pada rantai pasokan. Ini mendukung pandangan analis, bahwa ekonomi sedang tenggelam lebih dalam ke dalam resesi. Emas cenderung mendapat manfaat dari stimulus luas karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 3,5 sen atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 14,938 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Juli turun 39,1 dolar AS atau 4,81 persen, menjadi menetap pada 773,9 dolar AS per ons. (Ant/AS)