Indonesiainside.id, Jakarta – Harga getah karet di tingkat petani saat ini terjun bebas. Di beberapa kabupaten/kota Sumatera Selatan (Sumsel) harganya anjlok hingga Rp3.000 per kilogram (kg).
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian menyebutkan harga di tingkat pengepul sudah ada yang menyentuh harga Rp.3.000 sampai Rp 3.500/kg. Petani terpaksa menjualnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Rudi mengatakan, jatuhnya harga karet petani ini sejak minggu terakhir bulan April 2020. “Sejak merebaknya berita negatif pabrik crumb rubber di Palembang akan tutup, harga langsung jatuh,” ungkap dia kepada Indonesiainside.id, Ahad (5/3).
Sementara itu, pabrik crumb rubber masih tetap buka dan membeli karet petani sesuai himbauan Gubernur Sumatera Selatan. Namun dengan adanya penundaan ekspor, maka pabrik tidak bisa mendapatkan uang pembayaran.
“Kondisi ini mengakibatkan adanya pengurangan produksi. Merekapun mengurangi pembelian karet petani,” ujar Rudi.
Untuk itu, dia berharap pabrik pengolahan karet memperoleh kemudahan akses pinjaman dengan bunga rendah oleh pihak perbankan. Sebab industri crumb rubber kinerjanya terpukul virus corona (covid-19). Dengan begitu, perusahaan dan tenaga kerja yang menghadapi masa sulit masih bisa terselamatkan.
Saat ini dan ke depan petani karet tidak bisa mengandalkan pendapatan dari karetnya. Untuk itu, kata dia harus ada alternatif usaha lain yakni menanam tanaman rempah di sela tanaman karet.
“Potensi di desa masih terbuka dengan tanaman sela dari rempah. Kita coba carikan pasarnya disamping alternatif usaha lain sebagai tambahan pendapatan petani,” jelas Rudi.
Dia berharap petani bersabar agar wabah Covid-19 cepat berakhir. “Harga karet kembali normal yakni 1 kg karet sama dengan harga 1 kg beras,” ungkap dia. (MSH)