Indonesiainside.id, Jakarta – Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya memperkirakan ada 91 juta data pengguna Tokopedia yang disebarkan dan di jual di dark web. Dia pun menegaskan, jumlah data yang bocor bukan 15 juta.
“Menurut pantauan Vaksin.com, sebenarnya malah ada 91 juta databased yang disebarkan di dark web dan berusaha dijual dengan harga 5.000 dolar AS,” kata Alfons saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu (3/5).
Menurut Alfons, jumlah tersebut bahkan sesuai dengan penyataan Tokopedia belum lama ini yang menyebut memiliki lebih dari 90 juta pengguna aktif bulanan. “Kalau ditawarkan sebanyak itu, harusnya memang benar. Itu juga terkonfirmasi dengan pernyataan Tokopedia,” ujarnya.
Dia mengatakan, informasi data yang bocor adalah username, alamat email, tanggal lahir dan nomor telepon. Kebocoran nomor telepon, kata dia, cukup mengkhawatirkan karena dapat digunakan untuk rekayasa sosial. Seperti memalsukan diri sebagai Tokopedia dengan iming-iming menang undian, lalu membohongi korban.
Di dalam data yang bocor, kata dia, password bentuk hash, yang telah dienkrip, sehingga tanpa mengetahui kunci dekrip cukup sulit untuk mendapatkan password. Menurutnya, seharusnya semua layanan online yang mengelola database dan password memang telah melakukan fungsi hashing untuk menyimpan semua password agar jika terjadi kebocoran, maka password tetap aman.
Meski password telah dienkripsi, kata dia, pembobolan dapat dilakukan dengan metode brute force, yakni upaya serangan dengan menggunakan algoritma yang menggabungkan huruf, angka, dan simbol untuk menghasilkan password. “Brute force itu bisa terjadi kalau dari Tokopedianya tidak memblokir proses brute force, jadi kalau diblokir, login gagal sekali tahan dulu 10 menit, gagal dua kali tahan 20 menit, gagal tiga kali tahan satu jam, dan seterusnya, jadi secara teknis sangat sulit jika ada proteksi brute force untuk melakukan brute force dengan password ini,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kemanan pengguna, Alfons menyarankan Tokopedia untuk memberikan perhatian ekstra pada pengamanan infrastruktur. Khususnya, kata dia, yang berhubungan dengan kredensial dan database pengguna terlebih dalam masa work from home (WFH) seperti saat ini.
“Karena meningkatnya user dan aktivitas selama WFH, otomatis meningkatkan beban kerja admin dengan luar biasa,” ucapnya.
Sementara, dalam keterangan tertulis, VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, menjamin tidak ada kebocoran data pembayaran. “Tokopedia memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran. Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit terjaga keamanannya,” ujar Nuraini, Minggu (3/5). (ASF/ANT)