Indonesiainside.id, Jakarta – Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa tarif angkutan udara di berbagai daerah mengalami penurunan karena penerapan PSBB hingga adanya larangan mudik. Hal ini berimbas pada menurunnya permintaan kelompok transportasi sebesar 0,42%
“Kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi 0,42 persen, cukup besar dikarenakan adanya pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik sehingga permintaan menurun,” ujar Suhariyanto, melalui video konferensi, Jakarta, Senin (04/5).
Suhariyanto memaparkan, penurunan harga tiket pesawat tertinggi terjadi di Manado, yaitu sebesar 24% dan Lhokseumawe turun 20%.
Dia juga mengatakan, untuk harga diatur pemerintah mengalami deflasi 0,14% dan sumbangan deflasi sebesar 0,04%. Salah satu penyebabnya karena penurunan tarif angkatan udara dengan andil 0,05%.
Sementara itu, dari pemaparan Suhariyanto, penerbangan domestik pada Maret 2020 hanya tercatat 4,58 juta penumpang atau turun 24,09%, dibandingkan Maret 2019 yang tercatat 6,03 juta penumpang.
Sedangkan dibandingkan Februari 2020 turun 20,84%, yang tercatat 5,79 juta penumpang.
Untuk penerbangan internasional, pada Maret 2020 tercatat 560 ribu penumpang. Jumlah ini mengalami penurunan 63,84% dibandingkan Maret 2019, sebesar 1,55 juta penumpang.
Sedangkan dibandingkan Februari, hanya tercatat 1,13 juta penumpang. Berati pada Maret, bila dibandingkan fengan Februari maka mengalami penurunan 50,44%.
Bahkan, dia menyebutkan, secara detail perbulannya, penurunan penumpang di angkutan Internasional sudah turun sejak Februari 2020. Sebab, pada Februari 2019 masih tercatat 1,4 juta penumpang.
“Itu sudah terjadi sejak bulan Februari. Jadi bisa dilihat grafik merah turun tajam sekali, sehingga jumlah penumpang yang diangkut penerbangan internasional tinggal 560 ribu, kecil sekali,” imbuh dia. (MSH)