Indonesiainside.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi pada April naik tipis sebesar 0,08%, secara dari tahun ke tahun atau (YoY) sebesar 2,67%. Namun, Kepala BPS, Suhariyanto bilang kalau inflasi itu tidak biasa padahal di April sudah mengalami puasa.
“April 2020 ini inflasinya 0,08%. Pergerakan inflasi ini tidak biasa kalau bandingkan dengan pola sebelumnya. Tahun lalu ketika memasuki bulan ramadhan, jatuh di bulan Mei inflasinya meningkat. Tapi tahun ini justru melambat,” ujar Suhariyanto, melalui video konferensi, Jakarta, Senin (04/5).
Menurut Suhariyanto, dilihat inflasi dari tahun ke tahunnya juga mengalami perlamabatan, pada bulan maret adalah 2,96%. Sedangkan bulan April sebesar 2,67%
“Biasanya kalau ramadhan selalu ada kenaikan inflasi karena permintaan masyarakat akan jasa dan barang meningkat. Namun karena tahun ini situasi tidak biasa, akibat covid-19 pola inflasinya berubah,” ujar Suhariyanto.
Suhariyanto menambahkan, inflasi inti April sebesar 0,17%, yang disebabkan kenaikan emas perhiasan yang memberi andil sebesar 0,08%. Serta gula pasir yang andilnya sebesar 0,02%
Namun, untuk harga diatur pemerintah mengalami deflasi 0,14% dan sumbangan deflasi sebesar 0,04. Salah satu penyebabnya karena penurunan tarif angkatan udara dengan andil 0,05%.
Untuk, harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,09% dengan andil 0,01%. Hal itu karena bawang putih, ayam ras mengalmai deflasi.
“Bisa dilihat bahwa pattern dari inflasi inti juga tidak biasa. Di bulan puasa dan idul fitri biasanya inflasi inti mengalmi peningkatan karena banyak permintaan dari masyarakat mengenai barang dan jasa,” ucap Suhariyanto.
“Justru bulan April inflasi inti juga melemah jadi 0,17%. Pada Maret kemarin 0,29%. Secara tahunan inflasi intinya hanya 2,85%,” imbuh dia.(PS)