Indonesiainside.id, Jakarta – Ini pendapat dari pakar pemasaran Hermawan Kartajaya. Dia memprediksi negara-negara di kawasan Asia akan jauh lebih berkembang setelah pandemi Covid-19 ketimbang negara Barat.
Menurut Hermawan, itu terjadi karena faktor kultur dan sosial. Founder and Chairman MarkPlus, Inc itu mengatakan di Jakarta, Senin (4/5), mengatakan bahwa Asia dianggap lebih memiliki kultur dan sosial dibanding Barat yang cenderung individualis.
“Ketika bicara kepemimpinan, Asia lebih unggul karena faktor kultur dan sosial itu. Dengan faktor itu, masyarakat Asia cenderung lebih berbaur secara sosial sehingga dari situ muncul komunitas yang tentunya membutuhkan kepemimpinan,” kata Hermawan dalam talkshow daring bertema “Surviving Covid-19, Preparing the Post”.
Di saat pandemi, lanjut dia, terlihat sekali perbedaan antara Asia dan Barat, terutama dari segi penanganan Covid-19. Walau terkena wabah lebih dulu, namun Asia belajar banyak dari Barat.
“Belajar saja, tapi tetap dengan cara sendiri dan tidak mengikuti cara Barat. Selain itu negara Asia lebih punya leadership,” ucapnya.
Ia mencontohkan Indonesia yang belajar dari negara-negara Barat dalam penanganan Covid-19, namun tetap dengan metode sendiri. Pemerintah Joko Widodo berhati-hati karena tidak memiliki kekuatan besar seperti halnya Amerika Serikat, termasuk alokasi anggaran untuk menghasilkan berbagai relaksasi.
“Belajar boleh tapi bukan berarti mengikuti,” papar Hermawan. Dia yakin setelah Covid-19 ini Asia akan berkembang lebih baik ketimbang Barat.
“Asia Tenggara bisa menjadi contoh karena selain potensi ekonomi yang besar, wilayah ini minim konflik,” ujarnya. Selain Cina, Korea Selatan, dan Jepang, menurut Hermawan, India juga diprediksi akan sangat berkembang karena kultur dan sosial yang kuat, bahkan Bangladesh sekalipun.
Dalam kesempatan itu, Hermawan mengingatkan agar perusahaan jangan mengakuisisi bisnis yang tak sejalan dengan strategi perusahaan. “Ini kembali lagi ke kultur dan sosial, akuisisi harus didasarkan juga pada kesamaan kultur yang sejalan. Kalau sudah bicara kultur dan sosial, kita akan bicara lebih dari itu, yaitu kemanusiaan. Perusahaan yang menggunakan humanity-nya akan jauh lebih berkembang. Asia punya modal itu,” tuturnya. (AS)