Indonesiainside.id, Banjarmasin – Harga jagung di tingkat petani di Kalimantan Selatan anjlok dari sebelumnya Rp4 ribu per kilogram untuk pipilan kering kini menjadi Rp2.500 per kilogram pipilan kering.
Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Imam Suprastowo di Banjaramsin, Kamis (7/5), mengatakan, anjloknya harga jagung tersebut menjadi salah satu persoalan yang sangat dikeluhkan petani saat dia melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah terutama di Kabupaten Tanah Laut.
Imam mengatakan, berdasarkan informasi dari petani, anjloknya harga jagung tersebut, salah satunya karena perusahaan pakan ternak di Kabupaten Tanah Laut, sejak mewabahnya virus COVID-19 mengurangi produksinya.
“Anjloknya harga jagung karena pabrik pakan ternak juga belakangan ini membatasi produksi. Pembatasan produksi pakan tersebut berkaitan pula dengan turunnya harga daging ayam pedaging di pasaran,” tuturnya.
Bukan hanya petani jagung, petani sayur mayur juga mengeluhkan hal serupa, yaitu menurunnya pendapatan selama terjadi wabah COVID-19.
Seperti yang dikeluhkan oleh petani kangkung, yang saat ini harga per ikat di tingkat petani hanya Rp3 ribu. Harga tersebut tidak menutupi ongkos produksi sayuran tersebut.
Menanggapi hal tersebut, wakil rakyat asal daerah pemilihan (Dapil) Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) berharap kondisi tersebut mendapat perhatian dari pemerintah.
“Pemerintah harus memikirkan solusi peningkatan pendapatan petani, terlebih dalam situasi mewabah virus Corona atau COVID-19,” katanya.
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan, turunnya harga produksi pertanian tersebut, cukup memukul psikologis petani karena kurang seimbang dengan biaya produksi.
“Perlu solusi agar pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat atau minimal jangan sampai terpuruk,” kata Suprastowo. (MSH/ANT)