Indonesiainside.id, Jakarta – Kepala Center of Macroeconomics and Finance Indef, M Rizal Taufikurahman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2020 akan semakin melambat. Seiring meluasnya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang menyebabkan turunnya konsumsi rumah tangga.
“Ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 diproyeksikan pada skenario berat hanya tumbuh 0,12%. Skenario sangat berat minus 0,15%. Skenario sangat berat sekali bisa minus 0,69%, skenario sangat berat dan sangat berat ini sangat mungkin terjadi,” ujar Rizal Taufikurahman, dalam webinar, Jakarta, dikutip Kamis (7/5).
“Konsumsi rumah tangga yang pada triwulan I hanya tumbuh 2,84% juga diprediksi akan semakin anjlok. Dengan berbagai skenario tersebut, Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2020 bisa minus hingga 0,26%,” imbuh Rizal.
Menurut Rizal prediksi Indef itu didasarkan pada tiga skenario. Pertama, skenario berat di mana penanganan wabah covid-19 berlangsung selama satu bulan dan lebih dari 50% stimulus fiskal terealisasi. Kedua, skenario sangat berat di mana penganangan wabah covid-19 berlangsung hingga tiga bulan dan 50% stimulus fiskal sudah terealisasi.
Ketiga, skenario sangat berat sekali di mana penanganan wabah covid-19 berlangsung hingga enam bulan dan realisasi stimulus fiskal kurang dari 50%. Bahkan membutuhkan tambahan stimulus.
Oleh karena itu, Rizal mengusulkan agar pemerintah mengoptimalkan pelaksanaan Perppu 1 Tahun 2020 melalui alokasi anggaran yang efektif. Misalnya, anggaran jaring pengaman sosial yang bisa mencegah rumah tangga yang sangat rentan malah jatuh miskin. (MSH)