Indobesiainside.id, Jakarta – Di tengah pandemi Covid-19 yang mendera dunia masih ada kehidupan. Sendi-sendi sosial mungkin lumpuh akibat virus ganas ini, namun sektor ekonomi tetap harus hidup.
Karena itu, negara-negara di dunia saat ini muncul dengan perspektif baru, yaitu kehidupan baru yang disebut The New Normal. Daerah-daerah di Tanah Air pun mencoba bangkit dengan slogan baru dunia tersebut.
“Kita di daerah melihat sendiri bagaimana pandemi Covid-19 ini telah memukul sendi-sendi kehidupan masyarakat, mulai dari aspek kesehatan sampai sosial-ekonomi. Sekarang waktunya kita bersiap menyambut ‘new normal’ secara bertahap. Bagaimana pun, daerah-daerah harus bangkit berbenah kembali membangun ekonomi masyarakat,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Abdullah Azwar Anas, Senin (18/5).
Apkasi mengajak pemerintah daerah se-Indonesia untuk memulai hidup baru tersebut di tengah pandemi Covid-19. The new normal’ adalah tatanan kehidupan baru untuk menghindari dampak buruk pandemi Covid-19 secara berkelanjutan.
Anas mengatakan, prinsip tata kehidupan baru berporos pada tiga hal. Pertama, tetap memprioritaskan penanganan Covid-19 dengan terus memperbaiki berbagai mekanisme, mulai ketersediaan tempat tidur isolasi, alat-alat kesehatan, pendeteksian (tracing), hingga mendukung langkah pemerintah pusat memperluas pengetesan berbasis Polymerase Chain Reaction(PCR).
Kedua, disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan COVID-19. Di mana-mana digelorakan protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak aman, memakai masker.
“Hal ini bisa kita tindak lanjuti di daerah, misalnya, dengan peraturan semua pengunjung pasar tradisional dan modern harus memakai masker, yang tak pakai masker dilarang masuk,” ujar dia.
Ketiga, secara bertahap kembali meningkatkan produktivitas ekonomi lokal. Sesuai analisis para ahli, pandemi akan benar-benar berakhir ketika vaksin ditemukan.
“Prediksinya, vaksin ditemukan paling cepat pertengahan 2021. Secara bertahap kita harus gerakkan lagi ekonomi lokal dengan prinsip produktif dan aman dari Covid-19 sesuai arahan Presiden Jokowi dan Mendagri,” ujar Anas.
Dengan tiga poros tersebut, Anas optimistis, kehidupan masyarakat berangsur membaik. Penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi harus dijalankan berbarengan serta tidak dibeda-bedakan.
“New normal‘ di daerah harus diarahkan pada bagaimana tatanan masyarakat kita tetap aman dari Covid-19, dalam arti penyebarannya kita tekan, namun di sisi lain ekonomi tetap produktif,” kata Anas pula.
Meski demikian, Anas mengingatkan bahwa tatanan masyarakat baru yang produktif dan aman dari Covid-19 harus dijalankan secara bertahap. Kajian epidemiologi tetap perlu menjadi rujukan agar tidak menimbulkan gelombang kedua wabah yang lebih mengkhawatirkan.
“Tentu semuanya harus bertahap. Misalnya yang daerah wisata, sekarang mulai disiapkan konsep bersih (cleanliness), sehat (health), dan aman (safety) yang kemarin dipaparkan Kementerian Pariwisata,” katanya.
Di daerah jasa dan perdagangan, misalnya, mengaktifkan setengah dari kapasitas bisnisnya, dan seterusnya dengan pertimbangan-pertimbangan di tingkat lokal. Dengan demikian, aspek kesehatan tetap diperhatikan dan sekaligus produktivitas ekonomi bisa perlahan ditingkatkan.
“Tatanan kehidupan baru adalah keniscayaan, tidak bisa ditolak, karena itu kita harus menyesuaikan diri dengan menciptakan gaya hidup baru yang sadar protokol kesehatan untuk menunjang produktivitas ekonomi,” ujar Anas yang juga Bupati Banyuwangi itu. (Aza/Ant)