Indonesiainside.id, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, meminta penentuan kursi kepemimpinan di tiap lini BUMN dinilai tidak boleh sekadar penempatan. Namun, harus dijaga dengan strategis.
Hal itu dinilai menghindari adanya ‘raja-raja kecil’ atau oknum-oknum bos di BUMN, yang akan menggali celah untuk melakukan kepentingan mereka.
“Dalam menentukan kepemimpinan di BUMN kadang kita hanya penempatan orang, tapi tidak dijaga dengan strategis. Daripada rusak, nah ini yang membahayakan sehingga ada raja-raja kecil atau oknum-oknum,” ujar Erick, dalam webinar, Rabu (20/5).
Tak hanya fokus memproses kepemimpinan di BUMN. Erick Thohir juga meminta semua pihak untuk turut membangun ekosistem bisnis di BUMN, baik antar BUMN, BUMD, BUMDes hingga perusahaan swasta.
Ditambah klaster bisnis BUMN harus diperketat dan dihubungkan dengan bidang bisnis yang saling berkaitan. Untuk menghindari tumpang tindih dan kesemrawutan proses bisnis.
Erick mencontohkan, industri semen didekarkan dengan industri karya (konstruksi). Lalu industri farmasi didekatkan dengan industri rumah sakit.
Selanjutnya, industri pangan didekatkan dengan industri pupuk untuk mendorong ketahanan pangan. Dengan demikian, rantai pasokan akan terbentuk.
“Lita sekarang tidak hanya memproses kepemimpinan tapi memastikan model bisnis pada setiap klaster. Sekarang kita akan turunkan jumlah cluster kita yang tadinya 27 nanti hanya 12 dan semuanya dihubungkan dengan rantai pasokan,” kata Erick.