Indonesiainside.id, Jakarta-Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya akan terus mendorong agar industri manufaktur tetap dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian. Meskipun, saat ini masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum bisa diselesaikan dalam membangun industri tersebut.
“Upaya kita berkontribusi untuk membangun bangsa, khususnya melalui pembangunan industri akan berhasil apabila ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan pelaku industri. Pada kesempatan ini juga, kami dari Kemenperin memohon maaf apabila masih banyak pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan. Namun kami sedang bekerja serius untuk menyelesaikannya,” jelas Agus, Selasa (26/5).
Dia juga mengajak para pejabat di lingkungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) serta para stakeholder untuk menjadikan semangat Hari Raya Idul Fitri ini untuk saling mendukung, menguatkan serta saling mengisi, dalam menghadapi masalah Covid-19. “Tentu di dalam menghadapi masalah besar yakni Covid-19 diperlukan kebersamaan kita untuk memikirkan bagaimana agar ekonomi kita tidak terpuruk,” ungkap Agus.
Para pelaku industri mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Kemenperin dalam mendukung para pelaku industri bisa tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19, salah satunya terkait Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman mengapresiasi upaya Kemenperin dengan mengeluarkan IOMKI, sehingga industri yang memproduksi kebutuhan primer seperti sektor industri makanan dan minuman (mamin) masih bisa beroperasi dan berkontribusi pada perekonomian selama dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Berdasarkan data pada 2019, ekspor sektor industri mencapai 126,57 miliar dolar AS, menyumbang 75,5 persen dari total ekspor Indonesia. Sektor yang memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian nilai ekspor tersebut antara lain industri makanan 21,46 persen, logam dasar 13,72 persen, bahan kimia dan barang dari bahan kimia 10 persen. kemudian industri pakaian 6,56 persen serta industri kertas dan barang dari kertas 5,74 persen.
Kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB) total di tahun 2019 mencapai 17,58 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor industri masih terus konsisten memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian nasional. (SD)